Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2021, 09:13 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Ibu-ibu peternak ayam petelur menagih janji Presiden Jokowi soal penyediaan 30.000 ton jagung dengan Rp 4.500 per kilogram.

Mereka menagih janji tersebut dengan menggeruduk rumah Suroto, pembentang poster ke arah Presiden Jokowi.

Suroto pun meminta para perempuan peternak ayam petelur itu untuk bersabar. Bantuan jagung seharga Rp 4.500 per kilogram itu sudah diputuskan Jokowi langsung tanpa konsultasi ke Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian.

"Beliau tanpa konsultasi sama Menteri Perdagangan sama Menteri Pertanian lho, langsung mengiyakan," kata Suroto kepada Kompas.com, Sabtu (18/9/2021).

Suroto yakin bantuan jagung itu akan segera datang. Hal itu juga sesuai pernyataan Menteri Pertanian Yasin Limpo yang siap menyalurkan bantuan jagung dari luar Pulau Jawa.

"Soalnya sesuai statement Pak Yasin Limpo saat itu, 'siap Bapak Presiden, dalam minggu-minggu ini segera kita siapkan, segera kita geser jagung yang ada di luar Pulau Jawa untuk dikirim ke sentra-sentra peternakan di Blitar, Jawa Tengah, dan Lampung'," kata Suroto menirukan jawaban Menteri Pertanian kepada Jokowi.

Baca juga: Digeruduk Emak-emak Usai Bertemu Jokowi di Istana, Suroto: Sabar, Janji Presiden Akan Datang Minggu Ini

Suroto menampik kedatangan ibu-ibu peternak ayam petelur itu adalah rekayasa untuk kembali menekan pemerintah. Sebab, bantuan jagung itu keluar dari pernyataan langsung Jokowi.

Selain itu, ia juga mengaku tidak mengenal para perempuan itu, kecuali satu orang yang mengantarkan mereka ke rumahnya.

salah seorang ibu peternak ayam petelur, Yesi Yuni mengatakan, kedatangan para peternak itu untuk menagih janji Jokowi soal bantuan 30.000 ton jagung. Sebab, saat ini harga jagung untuk pakan ayam itu mahal.

Yesi menolak bahwa kedatangan ibu-ibu ke rumah Suroto itu adalah rekayasa. Mereka hanya berharap ada perhatian dari pemerintah.

"Sudah lama harga jagung naik, padahal ada Permendag. Jadi, seperti ada pembiaran. Situasi ini diperparah dengan turunnya harga telur," kata Yesi.

Siapa Suroto?

Suroto adalah salah seorang peternak ayam petelur yang membentangkan poster persis ke arah mobil yang ditumpangi Jokowi di Blitar.

Aksi itu dilakukan sesaat setelah Jokowi meninggalkan lokasi vaksinasi massal di area parkir PIPP.

Poster yang dibentangkan Suroto itu bertuliskan, "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar".

Setelah aksi itu dilakukan, Suroto diamankan polisi dan diperiksa selama 4 jam.

Baca juga: Berawal dari Poster, Suroto Diundang ke Istana, Jokowi Pun Berterima Kasih kepadanya

Namun beberapa hari kemudian, Suroto diundang Jokowi ke Istana. Ia mengaku sempat tidak percaya dengan undangan tersebut.

Pada Rabu (15/9/2021), Suroto akhirnya bertemu Jokowi di Istana. Ia pun menyampaikan aspirasi para peternak ayam petelur soal harga jagung yang tidak wajar. Suroto juga meminta maaf atas poster tersebut. (Sumber: Kompas.com/ Penulis: Asip Agus Hasani, Fitria Chusna Farusa | Editor: Robertus Belarminus, Icha Rastika)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Soundtrack Serial 'Avatar The Last Airbender' Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Benarkah Soundtrack Serial "Avatar The Last Airbender" Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Tren
Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Tren
Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Tren
Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Tren
Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Tren
Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Tren
7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

Tren
Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com