Data yang disimpan di ponsel pengguna akan dienkripsi dan aplikasi tidak akan mengakses informasi lain, seperti lokasi pengguna.
Aplikasi tracing India diberi nama Aarogya Setu atau "Jembatan Kesehatan". Alat itu menjadi alat utama memerangi virus corona yang mematikan.
Diberitakan Reuters, 14 Mei 2020, seperti banyak aplikasi yang diluncurkan di seluruh dunia, Aarogya Setu menggunakan sinyal Bluetooth pada ponsel cerdas untuk merekam ketika orang-orang melakukan kontak dekat satu sama lain.
Dengan demikian, kontak dapat diperingatkan dengan cepat ketika seseorang dinyatakan positif Covid-19.
Bedanya, aplikasi India juga menggunakan data lokasi GPS untuk menambah informasi yang dikumpulkan melalui Bluetooth dan membangun basis data terpusat dari penyebaran infeksi.
Baca juga: Efikasi dan Efek Samping 9 Vaksin yang Digunakan di Indonesia
Aplikasi tracing Australia diberi nama CovidSafe.
Mengutip Reuters, 27 April 2020, aplikasi ini didasarkan pada TraceTogether Singapura dan menggunakan sinyal Bluetooth untuk mencatat ketika orang-orang berdekatan satu sama lain.
Hal itu membantu petugas medis melacak orang yang berpotensi terkena infeksi.
Aplikasi tersebut sempat menjadi kontroversial karena penolakan, akan tetapi pihak berwenang mengatakan, perangkat lunaknya tidak merekam lokasi orang dan memiliki perlindungan bawaan.
Aplikasi pelacak milik Jepang diluncurkan pada Juni 2020.
Melansir Reuters, 21 Juli 2020, aplikasi itu menggunakan sinyal Bluetoothuntuk mendeteksi kontak dengan pengguna terdekat yang berlangsung selama 15 menit atau lebih.
Jika pengguna kemudian dites positif terkena virus, kontak mereka dapat dilacak dan diberi tahu melalui program.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.