Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Anak Lebih Kebal terhadap Covid-19? Begini Penjelasannya

Kompas.com - 18/09/2021, 16:00 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Dokter penyakit menular pediatrik sekaligus Kepala Laboratorium Virologi di Albert Einstein College of Medicine, Betsy Herold mengatakan, anak-anak memiliki respons kekebalan bawaan yang "bersemangat dan selalu siap".

Akan tetapi, Herold menambahkan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk memastikan hipotesis itu. Ditambah lagi, penularan varian Delta yang semakin luas membuat kebutuhan terhadap penelitian itu kian mendesak.

Baca juga: Pemerintah Bersiap Ubah Status Pandemi ke Endemi Covid-19, Apa Artinya?

Apalagi saat ini berdasarkan laporan terbaru, anak-anak di AS dan beberapa negara lain mulai rentan terhadap infeksi Covid-19 dan risiko rawat inap.

Meski demikian, saat ini belum ada penelitian yang cukup untuk membuktikan bahwa anak-anak lebih rentan terinfeksi Covid-19 varian Delta dibandingkan varian virus Corona sebelumnya.

"Kami belum memperhatikan perbedaan usia terkait respons imun, karena sebelumnya tidak memiliki implikasi klinis yang besar. Covid-19 menyoroti bahwa kita perlu lebih memahami perbedaan ini," ujar Lael Yonker, ahli paru anak di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston.

Kekebalan bawaan pada anak

Herold dan timnya mulai meneliti respons imun anak-anak. Herold pun mencoba mengukur sistem kekebalan bawaan pada anak secara langsung.

Dalam studinya tersebut, Herold mengambil swab hidung dan tenggorokan dari orang-orang yang mendapat perawatan di IGD, termasuk 12 anak yang terinfeksi Covid-19 ringan serta 27 orang dewasa.

Hasil analisis terhadap sampel Covid-19 itu menunjukkan bahwa anak-anak memiliki tingkat protein yang lebih tinggi, seperti interferon dan interleukin, serta ekspresi gen yang mengode protein tersebut lebih tinggi.

Baca juga: Vaksin Lengkap Bisa Kurangi Risiko Long Covid-19, Ini Penjelasannya

"Salah satu kategori sel kekebalan yang dapat memainkan peran penting pada anak adalah sel limfoid bawaan yang dapat mendeteksi kerusakan jaringan dan mengeluarkan protein yang membantu mengatur respons imun bawaan," ujar Yonker.

Studi Yonker dan timnya menemukan bahwa jumlah sel limfoid bawaan dalam darah orang yang tidak memiliki Covid-19 menurun seiring bertambahnya usia dan lebih rendah lagi pada pria.

Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak yang baru terinfeksi SARS-CoV-2 juga memiliki tingkat neutrofil aktif yang lebih tinggi. Sel ini berada di garis depan dalam menanggapi patogen yang tidak dikenal.

Ahli imunologi di Murdoch Children's Research Institute (MCRI), Melbourne, Melanie Neeland menjelaskan, neutrofil menelan partikel virus sebelum bereplikasi.

Sel epitel pada anak menyatu dengan reseptor, sehingga dapat mengenali molekul yang biasa ditemukan pada patogen.

Baca juga: Daftar Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia dan Efikasinya

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak memiliki ekspresi gen yang lebih tinggi secara signifikan dalam mengode MDA5, reseptor yang dapat mengenali SARS-CoV-2, ketimbang orang dewasa.

Sel ini akan segera memicu produksi interfon setelah menemukan adanya virus yang menyusup ke dalam tubuh..

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com