Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Tsunami 28 Meter di Pacitan, Apa yang Perlu Dipersiapkan?

Kompas.com - 18/09/2021, 06:15 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan prediksi gempa dan adanya potensi tsunami 28 meter di Pacitan.

Meski masih bersifat potensi yang bisa saja terjadi atau bahkan tidak terjadi, masyarakat dan pemerintah daerah harus bersiap dengan skenario terburuk itu.

Apabila masyarakat dan pemda telah siap, maka jumlah korban jiwa maupun kerugian materi dapat diminimalisasi karena bersama-sama mempersiapkan upaya mitigasi yang lebih komprehensif.

"Jika masyarakat terlatih, maka tidak ada istilah gugup dan gagap saat bencana terjadi. Begitu gempa terjadi, baik masyarakat maupun pemerintah sudah tahu apa-apa saja yang harus dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas tersebut," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari Antara, Minggu (12/9/2021).

Maka dari itu, tindakan mengurangi dampak bencana (mitigasi) amat penting. Cakupannya sangat luas dan memerlukan upaya pendidikan terpadu dari pemerintah setempat.

Baca juga: Ada Potensi Tsunami Setinggi 28 Meter di Pacitan, BMKG Ingatkan Pemda Siapkan Skenario Terburuk

Nah sebagai warga negara yang rawan bencana seperti Indonesia ini, apa saja yang perlu dipersiapkan?

Persiapan hidup di area rawan gempa dan tsunami

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Pendidikan mitigasi salah satu bentuk bencana yakni tsunami meliputi tiga hal; prabencana, saat bencana, dan pasca bencana.

1. Prabencana

Kenali tanda-tanda tsunami melalui pengamatan gempa dan pesisir. Gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami akan terasa lama dengan intensitas yang kuat.

  1. Tanda-tanda yang bisa diamati di pesisir adalah air laut surut, bunyi gemuruh dari tengah lautan, dan banyak ikan menggelepar di pantai.
  2. Setelah terjadi gempa, pantau informasi dari media yang terpercaya untuk mengetahui potensi tsunami.
  3. Segera menjauh dari pantai. Berlarilah ke tempat yang lebih tinggi dan berdiam diri di sana sampai ada pemberitahuan lanjutan dari media resmi.
  4. Pahami resiko tempat tinggal Anda akan bahaya tsunami dan ketahu jalur evakuasi tercepat dari rumah ke dataran yang lebih tinggi.

Baca juga: ITB: Potensi Tsunami 20 Meter akibat Megathrust Selatan Jawa, Kota Tua hingga Istana Negara Bisa Kena Dampaknya

2. Saat bencana

Jika gempa berdampak pada rumah Anda, jangan berupaya merapikan kondisi rumah Anda.

  1. Pantaulah informasi dari media resmi sembari mewaspadai gempa susulan yang mungkin terjadi.
  2. Jika Anda berada di rumah, bimbing anggota keluarga untuk evakuasi ke tempat yang lebih tinggi dengan tenang.
  3. Ketika melakukan evakuasi, utamakan dengan berjalan kaki.
  4. Hindari jalur yang mudah roboh seperti jembatan.
  5. Waspadai tanda bahaya tsunami berupa sirine atau pengumuman resmi dari petugas setempat.
  6. Jika Anda sudah berada di tempat tinggi dan telah terjadi gelombang tsunami pertama, jangan buru-buru turun. Tsunami biasanya datang dalam dua hingga lima kali gelombang. Gelombang kedua dan seterusnya biasanya lebih besar dari yang pertama. Anda boleh turun dan kembali ke rumah jika kondisi telah dinyatakan aman oleh pihak yang berwenang.

3. Pascabencana

Jangan mendahulukan barang-barang Anda. Utamakan keselamatan Anda terutama dari reruntuhan, listrik, dan gas.

Baca juga: Potensi Tsunami Jawa Timur 29 Meter, Ini Cara Mitigasi Bencana Tsunami

  1. Hindari air yang menggenang untuk menghindari resiko tersengat listrik atau zat-zat yang berbahaya. Selain itu, air yang menggenang juga beresiko membuat Anda terperosok atau terjebak di dalam kubangan.
  2. Jaga sanitasi diri dan keluarga Anda.
  3. Hindari memakan makanan yang terkena air genangan, biasakan mencuci tangan, berpartisipasi untuk menyediakan sumber air bersih dengan petugas setempat.
  4. Jika terluka, segera hubungi petugas kesehatan terdekat.

Dengan memahami mitigasi bencana tsunami, Anda bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh tsunami. Ini berkaca dari beberapa tsunami yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, seperti tsunami Aceh (2004), tsunami Pangandaran (2006), tsunami Mentawai (2010), dan tsunami Palu dan Donggala 2018.

Perlu diingat bahwa hingga kini belum ada teknologi di satu negara mana pun yang mampu memprediksi waktu terjadinya gempa dan tsunami secara tepat dan akurat.

Prediksi gempa dan tsunami hingga kini masih sebatas kajian yang didasarkan pada salah satunya adalah sejarah gempa di wilayah tersebut.

Sehingga, masyarakat yang berada di zona bahaya perlu berlatih rutin untuk melakukan langkah evakuasi mandiri. 

Sumber: Kompas.com (Penulis: Nadia Faradiba, Nicholas Ryan Aditya | Editor: Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com