Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Negara ke 5 dengan Jumlah Bayi Prematur Tertinggi di Dunia

Kompas.com - 05/09/2021, 06:15 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia menduduki peringkat kelima sebeagai negara yang memiliki jumlah bayi prematur tertinggi di dunia.

Sebanyak 15 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya di dunia, dilaporkan dari jumlah tersebut, sebanyak 1,1 juta bayi meninggal karena berbagai komplikasi.

Kondisi prematur terjadi karena bayi yang lahir di bawah usia kurang dari 32 minggu, dengan berat badan di bawah 1.500 gram.

Berbagai hal dapat diduga sebagai faktor penyebab terjadinya bayi prematur, salah satunya ialah defisiensi vitamin D.

Vitamin D berfungsi untuk mempertahankan kondisi keseheatan bayi, sehingga tidak terjadi inflamasi ketika keluar dari rahim.

Selain itu juga sebagai penjaga keseimbangan saluran cerna agar mampu bekerja dengan baik, sehingga tidak terjadi kondisi disbiosis atau ketidakseimbanganan jumlah mikroorganisme dalam saluran pencernaan seseorang.

Baca juga: 4 Komplikasi Medis yang Sering Dialami Bayi Prematur

Salah satu peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Putri Maharani Tristanita Marsubrin mengatakan penelitian yang dilakukannya ini adalah satu-satunya penelitian di Indonesia yang bertujuan mengetahui peranan Vitamin D terhadap pembentukan bayi prematur.

“Jadi, dalam penelitian ini, apabila ditemukan kasus seorang ibu yang akan melahirkan calon bayi dengan usia di bawah 32 minggu atau berat di bawah 1.500 gram, maka akan langsung dilakukan pemeriksaan kadar vitamin D. Setelah bayi lahir, akan dilakukan pengambilan darah di tali pusar pada bayi untuk melihat kadar vitamin D dan regulator. Tujuannya adalah untuk mencegah bayi terkena rakhitis,” ujar Putri, saat menyelenggarakan sidang promosi doktor secara virtual beberapa waktu lalu.

Rakhitis merupakan kelainan pertumbuhan tulang pada anak akibat kekurangan vitamin D. Ia juga mengungkapkan, bahwa pada faktanya sebanyak 88.3 persen ibu di Indonesia mengalami defisiensi vitamin D.
Defisiensi vitamin D yang terjadi baik pada ibu maupun bayi ini dipicu oleh minimnya pengetahuan ibu untuk mencari informasi, kesadaran yang masih rendah dan menganggap biasa masalah defisiensi vitamin D, serta kurangnya akses sosialisasi mengenai hal tersebut.

Oleh sebab itu, peran Kementerian Kesehatan ataupun tenaga kesehatan sangatlah vital untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil baik melalui televisi, radio, sosial media, spanduk, atau media lainnya yang memungkinkan.

Putri menegaskan bagi para ibu yang memiliki bayi dengan kelahiran prematur, agar tidak sembarangan memberikan obat antibiotik.

Penyebabnya kaerna bayi prematur ketika dipaksakan untuk diberikan obat antibiotik secara terus-menerus, justru akan memperburuk kondisi kesehatan bayi tersebut, seperti timbulnya alergi.

Bayi dengan kelahiran prematur merupakan penyebab kematian tertinggi nomor dua terbesar untuk anak-anak di bawah usia lima tahun setelah pneumonia.

Hal ini menandakan masalah penyakit ini tidak bisa dianggap sebelah mata, dan perlu tindakan serius dalam penanganannya.

Baca juga: Indonesia Urutan 5 Jumlah Kelahiran Prematur, Ini Saran Peneliti UI

Pemberian dosis vitamin D sebanyak 800 IU per hari bagi bayi prematur penting dilakukan untuk memperkuat pertumbuhan kepadatan tulang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com