Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Penamaan Badai-badai di Dunia

Kompas.com - 23/08/2021, 21:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Badai Henri menghantam Amerika sejak Sabtu (21/08/2021). Sebelumnya, Amerika juga diterjang oleh Badai Tropis Elsa yang terjadi sepanjang Juli.

Henri, Elsa, Sandy, Jose, Grace, Katrina, Harvey, Irma, dan masih banyak lagi, adalah nama-nama badai yang menerjang negara-negara di dunia dan menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit.

Badai, memang selalu dinamai dengan nama manusia. Di balik penamaan badai, ada cerita yang menggelitik untuk diulik.

Menurut para ahli meteorologi dunia, badai memang harus diberi nama yang berbeda-beda agar semua orang mudah mengingatnya dan bersiaga jika ada ancaman badai datang.

Dari beberapa nama yang ada di dunia, dipilihlah nama panggilan dari manusia. Salah satu alasannya adalah, nama manusia tak mengenal habis dan batas. Jadi akan cukup digunakan untuk menamai badai-badai baru yang mungkin datang.

Baca juga: Sejarah Kantung Teh, dari Kain Sutra Menjadi Kertas Filter Berpori Halus

Asal mula penamaan badai

ilustrasi badai salju.UNSPLASH/FLOW CLARK ilustrasi badai salju.
Dilansir dari Reader's Digest, badai pertama kali diberi sebutan dengan nama santo atau orang suci.

Hal ini lantaran badai tersebut menghantam Puerto Rico di hari perayaan orang suci. Maka badai yang terjadi tahun 1876 tersebut diberi nama Badai San Felipes.

Baru di tahun 1900-an, ahli meteorologi dari Australia menerapkan sistem baru. Yaitu menamai badai dengan nama-nama panggilan wanita. 

Sistem penamaan baru ini diikuti oleh negara-negara di dunia termasuk Amerika, selama hampir 80 tahun lamanya.

Para pelaut di masa Perang Dunia II menamai badai yang mereka temui di laut dengan nama-nama isteri dan anak perempuan mereka. 

Baru di 1979, penamaan badai seperti itu dinilai seksis dan mulai ada perubahan sistem penamaan badai. Yaitu penambahan nama-nama panggilan pria, seperti Henry, Jose dan Harvey.

Baca juga: Sejarah Es Krim dan Perkembangan Variannya dari Tahun ke Tahun

Mereka yang memilih nama

Lantas siapa yang memberi atau memilih nama ini? Tentu saja adalah mereka, para ahli meteorologi dunia yang tergabung dalam Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Badai-badai di dunia dinamai berdasarkan wilayah di mana terjadinya badai tersebut.

Di wilayah Atlantik, WMO memiliki 6 daftar nama yang masing-masing sesuai urutan abjad dari A hingga W, namun tanpa Q, U, X, Y dan Z. Nama-nama tersebut merupakan nama laki-laki dan perempuan secara bergantian.

Keenam daftar yang ada akan digunakan secara berulang setiap enam tahun. Jadi nama badai di tahun 2018 akan digunakan kembali di tahun 2024. 

Baca juga: Ramai soal Mural-mural Dihapus, Begini Sejarah Mural

Namun jika dalam satu tahun ada lebih dari 21 badai yang terjadi di wilayah Atlantik, maka nama badai akan ditambah nama dari alfabet Yunani yaitu Alpha, Beta dan Gama.

Nama badai di luar wilayah Atlantik dinamai dengan nama-nama panggilan yang beragam, namun tetap atas persetujuan WMO.

Dari berbagai nama, ada beberapa nama yang tak boleh digunakan. Salah satunya adalah nama pembunuh atau penjahat-penjahat terkenal di dunia. Jika penamaan tetap menggunakan nama-nama ini, maka PBB akan mengajukan veto.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Palang Merah 22 Agustus 1864

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com