Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Badai Sitokin pada Pasien Covid-19, Penyebab dan Gejalanya

Kompas.com - 22/08/2021, 14:06 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Pasien positif Covid-19 bisa terkena badai sitokin. Kondisi ini sering kali disebut bisa menyebabkan kematian pada pasien Covid-19.

Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan badai sitokin pada pasien Covid-19?

Badai sitokin sendiri sebenarnya bukanlah nama penyakit. Badai sitokin merupakan sindrom yang mengacu pada sekelompok gejala medis di mana sistem kekebalan tubuh mengalami terlalu banyak peradangan.

Akibatnya, organ gagal berfungsi dan memicu kematian.

Penyebab badai sitokin

Dilansir dari berita Kompas Health (16/5/2020), Penanggung jawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr. Kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., Msc., menjelaskan, badai sitokin atau cytokine storm merupakan reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Mengenal Badai Sitokin yang Bisa Sebabkan Kematian pada Pasien Covid-19

Ketika virus corona memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin.

Sitokin sendiri merupakan protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi penting dalam penanda sinyal sel.

Pelepasan atau keluarnya sitokin ini dapat mempengaruhi perilaku sel di sekitarnya.

Sitokin yang keluar dalam jumlah sedikit tidak memiliki pengaruh pada kondisi paru pasien, atau keadaan parunya tidak bermasalah.

Akan tetapi kalau jumlah sitokin yang dikeluarkan di paru sudah banyak, disebut sebagai badai sitokin, maka itu akan membuat paru sangat padat dan kaku.

Gejalanya pada tubuh

Yang terburuk dari badai sitokin adalah paru-paru bisa mengalami peradangan. Menurut Mahirsyah, sitokin normalnya hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi.

Baca juga: Mengenal Badai Sitokin yang Rengut Nyawa Banyak Orang Selama Pandemi

Namun pada kondisi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

Akibatnya paru-paru pun bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus.

Peradangan pada paru-paru itu sayangnya bisa terus terjadi meski infeksi sudah selesai. Selama peradangan, sistem imun juga melepas molekul bersifat racun bagi virus dan jaringan paru-paru.

Karena itu tanpa penanganan yang tepat, fungsi paru-paru pasien dapat menurun hingga membuat pasien sulit bernapas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com