KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi Covid-19 kemungkinan akan menjadi endemi pada tahun 2022.
Pernyataan Sri Mulyani ini berdasarkan survei Majalah Nature yang menyebut 89 persen dari 119 ilmuwan dan ahli virus dari 23 negara sepakat bahwa pandemi akan berubah menjadi endemi dan tidak serta-merta hilang.
"Vaksin tetap harus diakses seluas-luasnya, disiplin terutama masker termasuk 4M yang lain, implementasi 3T, dan perkuatan sistem kesehatan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2020 di Jakarta, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Covid-19 Akan Jadi Endemi, Apa Artinya?
Lantas, apa perbedaan pandemi dan endemi?
Perbedaan pandemi dan endemi bukan ditetapkan berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, tetapi sejauh mana penyakit itu menyebar.
Melansir Health.com, Minggu (28/2/2021), endemi merupakan kehadiran konstan atau prevalensi suatu penyakit atau infeksi yang biasa terjadi dalam suatu wilayah geografis.
Sementara, pandemi adalah epidemi yang telah menyebar di beberapa negara atau benua, serta menjangkiti banyak orang.
Pandemi adalah epidemi yang telah menjangkiti banyak wilayah di dunia.
Dengan kata lain, pandemi adalah epidemi yang lebih besar dan lebih luas.
Mengutip laman Kesehatan Masyarakat Mailman School, 19 Februari 2021, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit di suatu wilayah, meliputi:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian akan mendeklarasikan suatu endemi menjadi pandemi ketika pertumbuhan penyakit eksponensial.
Ini berarti tingkat infeksi meroket dan setiap hari angka kasus meningkat dengan pesat.
Baca juga: Dampak Vaksinasi Covid-19 yang Tidak Merata Hanya Mengubah Pandemi Jadi Endemi
Contoh penyakit endemi di Indonesia antara lain malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
Sementara, contoh penyakit yang pernah menjadi pandemi yaitu Black Death (1346 - 1353), Wabah Amerika (sekitar abad ke-16), Pandemi Flu (1889 - 1890), Flu Spanyol (1918 - 1920), dan Flu Asia (1957 - 1958).
Sejauh ini, Covid-19 merupakan penyakit yang dikategorikan sebagai pandemi.
Akan tetapi, kemungkinan untuk berubah menjadi endemi sudah diwacanakan sejak awal tahun 2021.
Melansir The Verge, Minggu (7/2/2021), Direktur Pusat Modeling Matematika Modeling Infeksi Virus di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Graham Medley menjelaskan bahwa ketika suatu penyakit diprediksi akan mewabah dalam jangka waktu lama, maka pandemi bisa berubah menjadi endemi.
"Bagi kebanyakan orang, perbedaan antara penyakit epidemik dan penyakit endemik adalah tidak diketahuinya risiko suatu penyakit epidemik," ujar Ryan.
Ia mengatakan, jika virus baru yang menyebabkan Covid-19 tidak dapat dibendung atau dibasmi, kemungkinan virus tersebut akan berakhir sebagai virus endemik.
(Sumber: Kompas.com/Mela Arnani, Rosy Dewi Arianti Saptoyo, Nurul Ulya | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Inggried Dwi Wedhaswary, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)