"Sama sekali tidak ada (tanda ketika seseorang dicuri datanya). Itu masalahnya," kata Yerry pada Kompas.com, Sabtu (21/8/2021).
Dia memperingatkan bahwa para penjahat siber kadang mencatut nama wifi yang sama untuk mengelabuhi orang-orang. Misalnya nama bandara dibuat "bandara 2", rumah sakit A menjadi "rumah sakit A 2".
"Orang sering tidak sadar asal connect saja," tutur Yerry.
Selain itu ada juga hacker yang langsung mengambil alih wifi publik. Yerry mengatakan hal itu bisa terjadi jika hackernya mahir dan lapisan enkripsi wifi tidak diset setinggi mungkin.
Adapun data yang dicuri oleh hacker biasanya adalah yang berhubungan dengan password.
"Biasanya yang diincar hacker hanya kiriman yang mengindikasikan kata-kata password, ID, kata kunci, dan lain-lain. Karena mereka hanya berminat pada itu," ujar Yerry.
Lanjutnya, data yang disedot oleh hacker ada banyak, bisa dari ratusan pengguna per menitnya. Nanti tinggal mereka pilah-pilah pakai keyword.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Covid-19 Akan Jadi Endemi, Apa Artinya?
Menurut Yerry ada sejumlah cara agar aman:
1. Tidak asal connect ke Wifi, terutama saat berada di area publik.
Pastikan hanya terkoneksi ke jaringan yang benar. Dia menyarankan untuk mencermati nama wifi sebelum terhubung.
2. Pakai aplikasi VPN
Menurut Yerry, cara ini terbilang aman. Aplikasi ini akan mengacak IP dan membungkus kiriman pesan-pesan yang dikirim ke internet.
"Pakai saja VPN yang gratis, baca reviewnya sebelum menginstall," tutur Yerry.
3. Untuk transaksi keuangan seperti akses ke tabungan, aplikasi bayar online, atau bahkan online shop, sebaiknya tidak menggunakan wifi gratis.
Jika terpaksa, pastikan menggunakan VPN.
"Tanpa VPN pesan yang kita kirim lewat wifi akan terbaca seperti surat tanpa amplop alias transparan," kata Yerry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.