KOMPAS.com - Ledakan gas beracun karbon dioksida (CO2) dari Danau Nyos di Kamerun menewaskan ribuan orang dan ribuan ternak pada 21 Agustus 1986, atau 35 tahun lalu.
Melansir History, bencana tersebut merupakan bukti nyata bahwa karbon dioksida dapat menjadi sangat mematikan apabila terkonsentrasi dalam jumlah besar.
Total korban tewas mencapai 2.000 orang akibat bencana tersebut, dan empat desa di sekitar Danau Nyos tersapu bersih.
Sebuah sumber melaporkan, jumlah korban tewas adalah 1.746 orang dan 3.500 ternak
Peristiwa ledakan CO2 diketahui bermula dari Danau Monoun dan berlanjut ke Danau Nyos. Keduanya adalah danau kawah dengan luas sekitar satu mil persegi.
Kedua danau itu terletak di daerah pegunungan terpencil di barat laut Kamerun, sebuah wilayah yang didominasi oleh tebing batu dan vegetasi yang rimbun.
Baca juga: Update Corona 21 Agustus: 5 Negara Kasus Terbanyak | Covid-19 di Thailand Tembus 1 Juta
On this day, August 21 in 1986, an eruption of carbon dioxide (CO2) from Lake Nyos, in Cameroon, wiped out four villages, killing nearly 2,000 people.#TodayInHistory #OnThisDate #History #Cameroon #LakeNyos #Gas #CO2 #Nigeria #Cameroonians #Africans #Africa #Disaster pic.twitter.com/aIvHZbE3cQ
— The Guardian Nigeria (@GuardianNigeria) August 21, 2019
Bencana memilukan itu bermula pada bulan Agustus 1984, ketika 37 orang warga yang tinggal di dekat Danau Monoun meninggal secara tiba-tiba.
Namun, insiden tersebut sebagian besar ditutup-tutupi oleh pemerintah. Karena tidak ada listrik atau layanan telepon di daerah itu, maka tidak sulit untuk merahasiakan kejadian itu.
Akibatnya, 5.000 orang yang tinggal di desa-desa dekat Danau Nyos tidak menyadari potensi bahaya yang berasal dari danau di dekat tempat tinggal mereka.
#Cameroon #LakeNyos
— Anchunda Benly (@anchunda_benly) August 21, 2020
Today marks 34 years when Lake Nyos exploded.On 21 August 1986, a lethal carbon dioxide (CO2) cloud burst from the bottom waters of Lake Nyos in northwestern Cameroon, killing 1746 and some 3500 livestock.
As at now the degassing process is at 90% pic.twitter.com/BKEEZi8t6A
Pada 21 Agustus 1986, sekitar pukul 21.30, terdengar suara gemuruh selama 15-20 detik dari Danau Nyos, diikuti oleh terbentuknya awan karbon dioksida dan semburan udara yang berbau tidak sedap.
Awan gas itu dengan cepat bergerak ke utara menuju desa Nyos Bawah.
Beberapa orang mencoba melarikan diri dari awan beracun itu. Mereka kemudian ditemukan tewas di jalan setapak yang merupakan jalan keluar desa.
Hanya dua orang yang berhasil selamat dari desa Nyos Bawah, yakni seorang perempuan dan seorang anak kecil.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 13 Agustus 1961 Tembok Berlin Dibangun, Pisahkan Jerman Barat dan Timur
Lake Nyos as it appeared eight days after the eruption
On 21 August 1986, a limnic eruption at Lake Nyos in northwestern Cameroon killed 1,746 people and 3,500 livestock.The eruption triggered the sudden release of about 100,000–300,000 tons (1.6 million tons of carbon dioxide) pic.twitter.com/cfqc31G10n
— BIAFRA FIRST (@biafra_first) September 29, 2019
Awan gas beracun itu kemudian berhembus ke desa Cha Subum dan Fang, di mana 500 orang lainnya kehilangan nyawa.
Karbon dioksida membunuh setiap jenis hewan, termasuk serangga-serangga kecil, yang dilaluinya.
Akan tetapi, gas beracun itu tidak mempengaruhi bangunan dan tumbuhan yang ada di wilayah tersebut.
Baca juga: Bahaya Tabung Gas APAR Dibuat Jadi Tabung Oksigen Pasien Covid-19
Korban yang berhasil selamat dari bencana itu dilaporkan mengalami batuk-batuk dan muntah darah.
Penduduk yang tinggal agak jauh dari Danau Nyos baru mengetahui bencana itu ketika mereka mendatangi desa-desa di kawasan tersebut.
Mereka menemukan jasad-jasad manusia serta bangkai ternak tergeletak begitu saja.
Akibat bencana tersebut, diperkirakan 1.700 orang warga dan ribuan hewan ternak yang tinggal di sekitar Danau Nyos kehilangan nyawa.
Baca juga: Terungkap, Dampak Karbon Dioksida pada Bumi 30 Juta Tahun Lalu
Nearly 2,000 people and thousands of animals in West Africa, 21 July 1986
Lake Nyos, a volcanic lake in Cameroon, released 1.6 million tons of CO2 gas that suffocated every living thing within 25 km (16 miles). Many victims died in their sleep since it happened at night. pic.twitter.com/5fJHKFMtc2
— So I am at peace (@ShuckMyBhauls) June 25, 2019
Peristiwa tragis di Danau Nyos segera mengundang perhatian para peneliti untuk mengetahui penyebab bencana itu bisa terjadi.
Melansir Britannica, para peneliti berteori bahwa karbon dioksida yang berasal dari gunung berapi kemungikan telah merembes ke dalam danau.
Rembesan karbon dioksida itu diperkirakan terjadi selama berabad-abad, dan akhirnya terakumulasi di lapisan dalam danau.
Para peneliti memperkirakan bahwa bencana itu dipicu oleh insiden tertentu, seperti tanah longsor besar ke dalam danau, yang membuat gas di dalam danau terlepas.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909
Melansir Slate, sejak bencana Danau Nyos, para peneliti Prancis telah menerapkan program degasifikasi atau penghilangan gas dari cairan.
Pada tahun 2001, mereka memasang pipa yang mengalir ke dasar danau dan memungkinkan gas keluar secara teratur. Dua pipa lagi ditambahkan pada tahun 2011.
Mereka juga memasang sebuah sistem alarm bertenaga surya untuk memonitor tingkat karbon dioksida, memastikan bahwa jika danau meledak lagi, setidaknya akan ada peringatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.