Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2021, 18:31 WIB

KOMPAS.com - Indonesia baru saja menerima 1.560.780 dosis vaksin Covid-19 Pfizer pada Kamis (19/8/2021).

"Pemerintah telah melakukan pembelian 1.560.780 dosis vaksin Pfizer yang telah tiba tadi siang," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers secara virtual yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis petang.

Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna dan Siapa Saja yang Boleh Menggunakannya?

Berikut profil vaksin Pfizer, dikutip dari laman WHO:

Teknologi mRNA

Teknologi yang dikembangkan oleh Pfizer menggunakan teknologi baru yang disebut mRNA.

Pfizer menyuntikkan mRNA ke dalam tubuh dan menginstruksikan sel untuk menghasilkan protein lonjakan yang ditemukan pada permukaan virus.

Protein lonjakan tersebut akan memacu respons imun, termasuk pembentukan antibodi khusus untuk SARS-CoV-2.

Artinya, vaksin Pfizer tidak mengandung bagian virus atau bakteri yang dilemahkan.

Baca juga: Viral, Video Barcode Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Tidak Dapat Dipindai dengan Aplikasi PeduliLindungi

Efikasi

Ilustrasi vaksin Pfizer-BioNTech dan vaksin Moderna yang berbasis messenger RNA (mRNA), berhasil memberikan perlindungan pada ibu hamil, ibu menyusui dan bayi baru lahir. Studi pada dosis vaksin Covid-19 mRNA ini memberi harapan untuk melindungi populasi ini dari infeksi virus corona.SHUTTERSTOCK/Nixx Photography Ilustrasi vaksin Pfizer-BioNTech dan vaksin Moderna yang berbasis messenger RNA (mRNA), berhasil memberikan perlindungan pada ibu hamil, ibu menyusui dan bayi baru lahir. Studi pada dosis vaksin Covid-19 mRNA ini memberi harapan untuk melindungi populasi ini dari infeksi virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan izin penggunaan darurat (EU) pada 31 Desember 2020 dengan menilai kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin.

Vaksin Pfizer/BioNTech memiliki tingkat kemanjuran 95 persen terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala.

Efek perlindungan mulai berkembang 12 hari setelah dosis pertama, tetapi perlindungan penuh membutuhkan dua dosis yang direkomendasikan WHO untuk diberikan dengan interval 21 hingga 28 hari.

Baca juga: WHO Kritik Vaksin Berbayar Indonesia, Ini Alasannya

Yang bisa menerima vaksin

Orang yang tidak boleh menerima vaksin Pfizer adalah mereka yang memiliki riwayat alergi parah terhadap komponen vaksin apa pun.

Vaksin ini juga memiliki data kemanjuran atau keamanan untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun.

Untuk itu, vaksin Pfizer baru direkomendasikan untuk usia 16 tahun ke atas. Meski demikian, uji coba fase 3 pada anak usia 12-15 tahun menunjukkan tingkat kemanjuran tinggi.

WHO merekomendasikan bahwa negara-negara harus mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin pada anak-anak berusia 12-15 tahun hanya ketika cakupan vaksin tinggi dengan 2 dosis tercapai.

Ibu hamil juga direkomendasikan untuk menerima suntikan dari vaksin Pfizer.

Baca juga: Syarat Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil dan Jenis Vaksin yang Diperbolehkan

Efikasi terhadap varian Delta

Terkait varian Delta, studi terbaru yang dilakukan oleh Oxford University menunjukkan efikasi vaksin Pfizer menurun dari 85 persen menjadi 75 persen dalam waktu 3 bulan setelah dosis kedua.

Penurunan tingkat efikasi atau kemanjuran ini terlihat lebih jelas pada mereka yang berusia 35 tahun ke atas.

Kendati demikian, Profesor Statistik Medis dan Kepala Penyelidik Oxford Sarah Walker menyebut, vaksin Pfizer masih sangat baik dalam melawan varian Delta.

Tim peneliti menganalisis sekitar 2,58 juta hasil usap dari 380.000 orang dewasa pada 1 Desember 2020 dan 16 Mei 2021 serta 810.000 hasil tes dari 360.000 partisipan antara tanggal 17 Mei 2021 dan 1 Agustus 2021.

Baca juga: Indonesia Bakal Terima 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer, Ditujukan untuk Siapa?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Vaksin Pfizer

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tragedi Paiton 2003: Kronologi, Penyebab, dan Jumlah Korban

Tragedi Paiton 2003: Kronologi, Penyebab, dan Jumlah Korban

Tren
Ramai soal Kulit Badan Terasa Gatal dan Panas Mirip Biduran, Apa Penyebabnya?

Ramai soal Kulit Badan Terasa Gatal dan Panas Mirip Biduran, Apa Penyebabnya?

Tren
Pertolongan Pertama Saat Asam Lambung Naik, Apa yang Bisa Dilakukan?

Pertolongan Pertama Saat Asam Lambung Naik, Apa yang Bisa Dilakukan?

Tren
Fenomena Full Moon 3 Juni 2023 dan 20 Wilayah Waspada Banjir Rob...

Fenomena Full Moon 3 Juni 2023 dan 20 Wilayah Waspada Banjir Rob...

Tren
Memaknai Pembangunan Berkelanjutan, Konflik 'Brown Issue' dengan 'Green Issue'

Memaknai Pembangunan Berkelanjutan, Konflik "Brown Issue" dengan "Green Issue"

Tren
Mulai Juni 2023, Program Kartu Prakerja Akan Dibuka Setiap 2 Minggu Sekali

Mulai Juni 2023, Program Kartu Prakerja Akan Dibuka Setiap 2 Minggu Sekali

Tren
PPG Prajabatan 2023: Syarat, Cara Daftar, Bidang Studi, dan Tahapannya

PPG Prajabatan 2023: Syarat, Cara Daftar, Bidang Studi, dan Tahapannya

Tren
Cara Membersihkan Laptop yang Aman, Perhatikan Hal Ini

Cara Membersihkan Laptop yang Aman, Perhatikan Hal Ini

Tren
Polisi Sebut Kasus Anak Diperkosa 11 Pria sebagai Persetubuhan di Bawah Umur, Ini Penjelasan Pakar Hukum

Polisi Sebut Kasus Anak Diperkosa 11 Pria sebagai Persetubuhan di Bawah Umur, Ini Penjelasan Pakar Hukum

Tren
Viral, Video Penganiayaan Mahasiswa Unismuh Makassar, Ini Kronologi dan Pelakunya

Viral, Video Penganiayaan Mahasiswa Unismuh Makassar, Ini Kronologi dan Pelakunya

Tren
Pendaftaran Sekolah Staf Presiden, Bisa Diikuti oleh Peserta dari Seluruh Wilayah Indonesia

Pendaftaran Sekolah Staf Presiden, Bisa Diikuti oleh Peserta dari Seluruh Wilayah Indonesia

Tren
Manuskrip Stand Up Comedy Tertua di Dunia Ditemukan, Berasal dari Abad Ke-15

Manuskrip Stand Up Comedy Tertua di Dunia Ditemukan, Berasal dari Abad Ke-15

Tren
Vigilantisme Digital, Antara Bentuk Perlawanan dan Bahaya yang Mengintai

Vigilantisme Digital, Antara Bentuk Perlawanan dan Bahaya yang Mengintai

Tren
Berapa Kali Pasien BPJS Kesehatan Bisa Berobat ke Faskes Tingkat Pertama?

Berapa Kali Pasien BPJS Kesehatan Bisa Berobat ke Faskes Tingkat Pertama?

Tren
Kronologi Ayah di Kalsel Tewas Ditikam Pemerkosa Putrinya, Ditusuk 26 Kali oleh Pelaku

Kronologi Ayah di Kalsel Tewas Ditikam Pemerkosa Putrinya, Ditusuk 26 Kali oleh Pelaku

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+