Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Jokowi Minta Harga Tes PCR Diturunkan Jadi Rp 450.000-Rp 550.000

Kompas.com - 15/08/2021, 15:46 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk menurunkan harga tes PCR.

Harga tes PCR yang diminta Jokowi kepada Menkes tidak melebihi Rp 600.000.

Jokowi menginginkan harga tes PCR berkisar antara Rp 450.000 hingga Rp 550.000.

Lalu, apa alasannya?

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Harga PCR di India Lebih Murah Dibanding RI

Alasan harga PCR diturunkan

Menurut Presiden, dengan diturunkannya harga tes PCR, diharapkan jumlah testing yang dilakukan akan semakin banyak.

"Salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah dengan menurunkan harga tes PCR, dan saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini," ujar Jokowi dalam siaran yang ditayangkan Instagram Sekretariat Presiden, Minggu (15/8/2021).

Selain soal harga, Jokowi juga meminta kepada Menkes, supaya hasil tes PCR dapat keluar selambat-lambatnya dalam 1x24 jam.

Jokowi menuturkan, dalam menangani pandemi dibutuhkan kecepatan.

"Saya minta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1x24 jam, kita butuh kecepatan," tegas dia.

Baca juga: Daftar Harga Tes PCR di Berbagai Bandara Dunia, Indonesia Nomor Berapa?


Baca juga: Viral, Foto Kertas Hasil Swab PCR Positif Covid-19 Jadi Bungkus Gorengan

Harga tes PCR di Indonesia lebih mahal dari India

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (14/8/2021), media sosial ramai harga tes PCR di Indonesia disebut lebih mahal dibandingkan negara lain seperti India.

Menurut Kemenkes, saat ini Indonesia masih terkendala karena impor.

"Karena tes PCR kita masih impor ya termasuk bahan bakunya juga, sebagian besar juga impor," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Sebenarnya, lanjut Nadia, Indonesia telah mampu memproduksi alat PCR sendiri. Akan tetapi, masih ada bahan baku yang harus diimpor.

"Kita sudah ada produksi dalam negeri, tapi masih ada bahan baku yang tetap harus impor," ujar dia.

Baca juga: Tes Antigen Digunakan untuk Diagnosis Covid-19, Apakah Perlu PCR Lagi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com