Perpanjangan PPKM dilakukan untuk periode 3-9 Agustus 2021. Selama periode ini, ada 94 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang menerapkan PPKM Level 4.
Sisanya menerapkan PPKM Level 2-3. Kemudian, di 25 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali diterapkan kebijakan PPKM Level 4. Sisanya diterapkan PPKM Level 1-3.
Berpegang pada data peningkatan dan penurunan kasus yang bervariasi di daerah yang berbeda, PPKM Level 2-4 diperpanjang 10-16 Agustus 2021.
Meskipun periodenya pasti, ketidakpastian di atas kepastian periode itu tidak bisa didapatkan. Setiap akhir periode, umumnya malam hari, kita ada dalam ketidakpastian itu.
Antusiasme menunggu kepastian di akhir periode memang turun. Ini tentunya kabar baik, karena kita makin terbiasa dan mungkin mulai berdamai dengan ketidakpastian.
Terbiasa dengan ketidakpastian dan berdamai dengannya adalah siasat untuk hidup lebih tenang. Ketenangan ini berpijak pada kesadaran bahwa banyak hal terjadi di luar kendali kita.
Mengakrabi ketidakpastian dan menjadikannya menyenangkan adalah pergulatan sepanjang hidup.
Ada atau tidak ada pendemi, setiap saat kita dihadapkan pada ketidakpastian. Pandemi menjadikan kita lebih sadar. Membuat ketidakpastian itu tampak dekat.
Oya, apa hal-hal yang kalian lakukan untuk membuat ketidakpastian yang makin tinggi karena keterbatasan dan pembatasan menjadi menyenangkan?
Banyak pilihan sesuai kesukaan dan karenanya menjadi menyenangkan. Beberapa teman menekuni pekerjaan baru di bidang digital.
Di samping pekerjaan yang berantakan, ada teman yang lebih disiplin berolahraga, membaca lagi buku-buku, bermain lebih kerap bersama anak-anak, menata rumah atau kamar, dan banyak menanam.
Hal-hal esensial untuk hidup dilakukan. Hal lain menyusul kemudian.
Kabar baik tentunya. Di antara banyaknya hal yang bisa kita keluhkan karena ketidakpastian, kita memilih mengakrabinya. Syukur-syukur bisa menyenangkan dan menghasilkan.
Terkait kabar baik ini, minggu lalu, datang kabar dari seorang teman dengan karya lukisan yang digenggam. Lukisannya viral dan jadi percakapan di media sosial.
Dari lukisan laut di Pacitan itu saya menjumpai keheningan, indahnya hubungan dua hati tanpa ungkapan verbal, perubahan dan penerimaan karena ketangguhan hidup berselaras dengan alam yang penuh ketidakpastian.
Tidak lama setelah unggahan di media sosial itu, saya dibuat terharu karena disapa secara pribadi.
Lewat pesannya, pelukis yang tidak lain adalah Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa dipanggil SBY menyapa.