Dedi mengatakan, jika prediksi itu terjadi, yakni Jakarta tenggelam, maka investasi yang sudah dibangun lama tidak akan ada artinya lagi.
"Ada properti, industri, tidak ada artinya kalau tenggelam. Maka harus dicegah, hentikan aktivitas yang bisa menyebabkan Jakarta tenggelam," katanya.
Sebelum Biden, prediksi serupa pernah diberitakan New York Times pada tahun 2017 silam.
Dalam terbitannya pada Kamis (21/12/2017), New York Times juga memprediksi jakarta akan tenggelam 10 tahun lagi karena perubahan iklim.
Menurut media ini, perubahan cuaca menyebabkan level laut Jawa meningkat dan cuaca di Jakarta menjadi lebih ekstrem.
Pada 2017 silam, badai tidak normal mengubah jalanan kota menjadi sunga dalam waktu singkat.
New York Times juga mengutip pernyataan penasihat Gubernur waktu itu, Irvan Pulungan, yang menyebutkan bahwa Jakarta bisa tenggelam lebih cepat dari kota lainnya di dunia.
Penyebabnya bukan hanya perubahan iklim, tetapi juga fenomena banyaknya sumur ilegal di Jakarta. Akibatnya, air tetes demi tetes mengalir di bawah tanah Jakarta.
Bahkan media ini menyebutkan bahwa sekitar 40 persen wilayah di Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut.
Baca juga: Sebelum Prediksi Joe Biden, 40 Persen Wilayah DKI Sudah di Bawah Permukaan Laut
Misalnya, Daerah pesisir seperti Muara Baru sudah tenggelam sekitar 4,26 meter dalam beberapa tahun terakhir.
Pakar hidrologi menyebutkan, Jakarta memiliki kesempatan selama 10 tahun untuk menghentikan potensi tenggelam.
Jika tidak, maka bagian utara Jakarta dengan jutaan penduduk akan berada di bawah air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.