Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Indonesia Jika Ibu Kotanya Tenggelam?

Kompas.com - 31/07/2021, 23:22 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.comJoe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS), menyentil persoalan pemanasan global saat berpidato di Kantor Direktur Intelijen Nasional, Selasa, 27 Juli 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Biden mengingatkan akan perubahan iklim dan pemanasan global yang mungkin saja mengubah doktrin strategis nasional.

Biden mengatakan, dinas intelijen akan berperan penting dalam menopang kekuatan AS saat menghadapi tantangan baru dan ancaman hibrida.

Mengenai dampak pemanasan global, Biden mengingatkan bahwa masalah lingkungan ini bisa mencairkan es di kutub dan menaikkan permukaan laut.

“Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi (sekitar 0,7 meter), Anda akan melihat jutaan orang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur,” ujar Biden, diberitakan Kompas.com, Jumat (30/7/2021).

Baca juga: Sebelum Prediksi Joe Biden, 40 Persen Wilayah DKI Sudah di Bawah Permukaan Laut

Biden mengatkan, ribuan orang di Afrika Tengah rela saling menghabisi nyawa demi mendapatkan lahan subur yang kian berkurang akibat pemanasan global.

Tak hanya itu, Biden juga menyebut mengenai prediksi tenggelamnya Jakarta akibat naiknya permukaan laut.

“Apa yang terjadi di Indonesia jika perkiraannya benar bahwa dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena akan tenggelam?” katanya.

“Itu penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan lingkunga,” lanjut Biden.

Menurut Biden, suhu Bumi yang semakin panas telah berimbas pada Samudra Arktik yang dingin dan sulit diakses.

“Arktik yang memanas secara dramatis membuka persaingan untuk sumber daya yang dulunya sulit diakses,” ucap Biden.

Baca juga: Senat AS Setujui Pilihan Biden, Angkat Rachel Levine Jadi Asisten Menkes AS

Saat ini, Samudra Arktik telah menjadi bahan rebutan banyak negara untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya.

Tentu saja, hal ini menjadi tanda bahaya bagi kelangsungan eksosistem di Samudra Arktik sekaligus kian meningkatkan ancaman perubahan iklim.

Diberitakan Kompas.com, Senin (27/7/2021), sebagian besar populasi beruang kutub Arktik harus berjuang bertahan hidup pada tahun 2100 karena es yang mencair akibat pemanasan global.

Hal ini dipaparkan oleh sebuah studi dari University of Toronto, Kanada, yang dipublikasikan oleh Nature Climate Change.

Untuk menyelamatkan kehidupan beruang kutub tersebut, emisi gas rumah kaca harus benar-benar ditekan.

“Itulah yang saya maksud tentang perubahan dunia. Apa yang akan terjadi pada doktrin strategis kita dalam 2, 5, 10, 12 tahun ke depan, ketika Anda dapat menaklukkan Kutub Utara tanpa pemecah es?” ungkap Biden.

Sumber: Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com