Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Spyware Pegasus, Jokowi Disarankan Tak Gunakan WhatsApp

Kompas.com - 31/07/2021, 18:32 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Pakar keamanan siber dari lembaga riset nonprofit CISSReC, Pratama Persadha, mengimbau agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para pejabat negara tidak lagi menggunakan aplikasi WhatsApp agar terhindar dari spyware Pegasus.

Pratama mengatakan, saat ini malware tersebut tengah menyerah sejumlah kepala negara dan pejabat pemerintah, salah satu yang mengalaminya adalah Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

“Presiden (Jokowi) dan para pejabat penting negara harus waspada, disarankan tidak lagi memakai WhatsApp karena menjadi pintu masuk Pegasus,” ujar Pratama, sebagaimana diberitakan Kompas TV, Senin (26/7/2021).

Pada tahun 2019, WhatsApp mengumumkan, ada sekitar 1.400 perangkat pengguna di 20 negara yang disusupi oleh spyware Pegasus.

Diberitakan Kompas.com, Senin (26/7/2021), dari ribuan pengguna, mereka mengklaim bahwa 100 pengguna di antaranya adalah aktivis, pengacara, jurnalis, dan akademisi.

Sebagaimana yang diungkap Pratama, Head of WhatsApp, Will Cathcart mengatakan bahwa saat ini para pejabat di pemerintahan juga menjadi sasaran spyware Pegasus.

Baca juga: Benarkah WhatsApp Rentan Diretas Spyware Pegasus? Ini Kata Ahli

Cathcart tidak menyebut pejabat pemerintahan tersebut dan asal negaranya, namun beberapa di antaranya bekerja di bidang keamanan nasional di negara-negara sekutu Amerika Serikat (AS).

Menurut Cathcart, orang-orang yang perangkat komunikasi diretas dengan spyware Pegasus merupakan orang yang biasanya tidak menjadi target pengintaian.

Spyware Pegasus ini dapat menyusup ke dalam dashboard dan mengendalikan smartphone tanpa sepengetahuan sang pemilik. Dengan cara ini, peretas dapat melakukan panggilan, perekaman, dan pengiriman pesan.

Pratama menjelaskan, spyware Pegasus dapat memata-matai semua aplikasi pada ponsel yang diretasnya dan mencuri semua data korban.

Menurut Pratama, perlu dilakukan uji forensik pada perangkat komunikasi yang sedang digunakan sebagai upaya antisipasi.

Baca juga: Mengenal Spyware Pegasus Pembobol WhatsApp Indonesia

Melakukan protokol keamanan pada nomor ponsel yang digunakan juga penting. Nomor ponsel tidak boleh bocor karena aplikasi WhatsApp bisa menjadi gerbang masuk bagi Pegasus.

“Ponsel apapun termsuk iPhone masih bisa ditembus oleh Pegasus. Langkah Preventif yang paling bisa dilakukan adalah menggunakan software enkripsi sehingga data yang akan ditransmisikan atau dicuri oleh Pegasus tidak serta merta langsung bisa dibuka atau diolah,” katanya.

Mengenal Spyware Pegasus

Pegasus merupakan perangkat lunak spyware buatan Israel. Ia dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group.

Spyware Pegasus memiliki kemampuan untuk mematai-matai pengguna smartphone dan mencuri data-data milik pengguna.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby Tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby Tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com