Kondisi ini adalah dua faktor risiko yang membentuk sindrom metabolik, dan sering kali merupakan pertanda penyakit jantung.
Sekelompok faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
5. Gastritis
Selain itu, makan terlalu cepat juga dikaitkan dengan gastritis erosif, peradangan yang menggerogoti lapisan perut.
Gangguan ini menyebabkan kerusakan yang dangkal atau terkadang tukak yang dalam.
Dalam sebuah penelitian dari Korea, lebih dari 10.000 pasien menjalani pemeriksaan termasuk endoskopi saluran pencernaan bagian atas, yakni prosedur menggunakan tabung berlampu dengan kamera kecil yang mengalir ke tenggorokan, melalui kerongkongan dan masuk ke perut.
Dokter lebih mungkin menemukan tanda-tanda gastritis erosif pada pasien yang mengatakan bahwa mereka adalah pemakan cepat.
Baca juga: Selebritas Korsel Lahap 5 Mangkuk Mie dalam 48 Detik, Ini Bahaya Makan Cepat
Salah satu kemungkinan alasannya, yaitu orang yang menelan makanan mereka secara terburu-buru cenderung makan berlebihan.
Sementara, makan berlebihan, pada gilirannya dapat menyebabkan makanan duduk lebih lama di perut, sehingga lapisan perut terpapar lebih banyak asam lambung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.