KOMPAS.com - Varian Delta Plus, mutasi turunan dari virus corona varian Delta yang dikenal sangat menular, telah terdeteksi di Indonesia.
Temuan varian Delta Plus di Indonesia diketahui setelah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mendapat kiriman sampel dari Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi.
"Iya. Kita temukan varian Delta Plus di Jambi dan Mamuju," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Corona Varian Delta Plus Terdeteksi di Indonesia, Simak Gejalanya
Apa itu varian Delta Plus, dan apa bedanya dengan varian Delta sebelumnya?
Berikut 6 fakta yang perlu kita virus Delta Plus:
Dikutip dari Reuters (23/7/2021), varian Delta Plus diidentivikasi sebagai B.1.617.2.1 atau AY.1.
Mutasi ini adalah sub-garis keturunan dari varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India dan telah memperoleh mutasi protein lonjakan yang disebut K417N.
Protein lonjakan ini juga ditemukan dalam varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Beberapa ilmuwan khawatir bahwa mutasi, dengan fitur lain dari varian Delta, dapat membuatnya lebih menular.
Karena masih terkait erat dengan varian Delta, maka varian itu disebut Delta Plus dibanding varian lain yang penyebutannya sesuai huruf lain dalam alfabet Yunani.
Adapun penyebutan alfabet Yunani ini berdasarkan sistem penamaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk varian Covid-19.
Baca juga: Gunung Sinabung Erupsi dengan Tinggi Kolom Abu 4.500 Meter, Ini Rekomendasi PVMBG