“Tapi, semakin tinggi angka testing akan semakin tinggi angka kasus. Kalau nanti ditemukan seratus ribu atau dua ratus ribu kasus per hari, ya enggak usah kaget. Jangan menyalahkan pemerintah. Justru harus diapresiasi,” ujarnya.
Dia menegaskan testing berfungsi untuk mendeteksi atau menemukan kasus Covid-19, bukan untuk menciptakan kasus baru.
Sehingga orang yang membawa virus corona harus segara dideteksi, agar dapat dilakukan pemutusan rantai penyebaran Covid-19 dengan cepat.
Langkah-langkahnya tracing, karantina dan perawatan.
“Kalau memang Pemerintah belum bisa mencapai satu juta testing per hari, 700 ribu setidaknya. Karena kalau angka testing harian tidak ditingkatkan, dalam dua hingga tiga minggu lagi, angka kematian bisa semakin tinggi,” pungkasnya.
Baca juga: Satgas Sebut Penurunan Testing Disebabkan Meluasnya Varian Delta
Kaji ulang penurunan BOR
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Airlangga (Unair) Yanuar Nugroho juga ikut mengomentari jumlah testing yang berkurang dan keterisian tempat tidur yang menurun.
Menurutnya hal ini perlu dikaji ulang, penurunan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) belum tentu disebabkan jumlah pasien dirawat menurun.
Namun bisa karena penambahan jumlah tempat tidur darurat dan fasilitas isolasi yang disediakan pemerintah.
"Saya tidak mendeskreditkan pemerintah, tetapi saya ingin mendorong agar kebijakan sebaiknya diambil berdasarkan evidence, berdasarkan data dan evidence yang memang tetap diujinya," kata Yanuar.
Tidak buru-buru longgarkan pembatasan
Oleh karenanya, menurut Yanuar, pemerintah seharusnya tidak terburu-buru melakukan pelonggaran pembatasan.
Mobilitas masyarakat seharusnya tetap dibatasi mengingat virus corona menular melalui interaksi masyarakat.
Namun demikian, sebagai konsekuensi dari adanya pembatasan, pemerintah wajib memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak.
Di saat bersamaan, testing dan tracing harus terus dimasifkan. Treatment juga perlu ditingkatkan dengan terus memperkuat fasilitas kesehatan, termasuk memberikan insentif pada tenaga kesehatan.
Baca juga: Jumlah Testing Covid-19 Belum Capai Target, Dinkes Tangsel: Banyak Warga Enggan Diperiksa
"Jadi kalau di hulu ada perlindungan sosial, di hilir ada insentif baik untuk faskes maupun nakes, dua-duanya dijalankan serentak," kata Yanuar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.