Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Berbahaya, Ini Cara agar Tak Konsumsi Vitamin D Berlebihan

Kompas.com - 24/07/2021, 12:00 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Vitamin D sangat penting untuk menjaga sel-sel tubuh tetap sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya, terutama di tengah wabah Covid-19 seperti sekarang. Meski demikian, kekurangan ataupun mengonsumsinya secara berlebihan juga berbahaya bagi tubuh.

Kebanyakan orang tidak mendapatkan cukup vitamin D, sehingga mengonsumsi suplemen menjadi jalan keluar. World Health Oragnization (WHO) pernah menyebutkan rendahnya rata-rata kadar vitamin D penduduk Indonesia, yakni 17,2.

Padahal, kisaran normal kadar vitamin D dalam tubuh adalah antara 30 hingga 60 nanogram per mililiter. Pemeriksaan kadar vitamin D dilakukan dengan tes darah yang disebut 25-hydroxyvitamin D, dengan pengukuran nanogram per mililiter. 

Walaupun dapat meningkatkan daya tahan tubuh, penumpukan vitamin D secara berlebihan juga bisa berbahaya. Apalagi jika tak sesuai kadar yang dianjurkan, vitamin ini bisa menjadi racun bagi tubuh atau yang disebut sebagai hipervitaminosis D.

Baca juga: 4 Efek Samping Mengonsumsi Terlalu Banyak Vitamin D

Gejala keracunan vitamin D

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan mengedarkannya di dalam darah. Keracunan vitamin D akibat konsumi berlebihan memang jarang terjadi.

Nah, yang bisa Anda lakukan adalah mewaspadai dengan mengetahui gejalanya. Contohnya penumpukan kalsium dalam darah yang dapat memicu hiperkalsemia akibat kadar vitamin D di dalam tubuh yang terlalu tinggi.

Dilansir Insider, ada beberapa gejala yang patut diwaspadai sebagai penanda keracunan vitamin D:

  • mual
  • kehilangan selera makan
  • muntah
  • lemah dan lesu
  • nyeri tulang

Selainjutnya, kelebihan kalsium ini dibiarkan, tubuh tidak menyimpannya di tulang, tetapi malah akan menyimpannya di arteri dan jaringan tisu. Jika terjadi berlarut-larut, bisa memicu terbentuknya batu ginjal dan bahkan bisa merusak jantung.

Baca juga: 7 Makanan Tinggi Vitamin D yang Sangat Menyehatkan

Profesor dari University of California San Diego, Amerika Serikat, Paul Price, menyatakan potensi kerusakan jantung. Kerusakan jantung ini bisa disebabkan kelebihan kalsium dalam darah jika seseorang mengonsumsi vitamin D dalam takaran berlebih selama bertahun-tahun.

Tes darah diperlukan untuk mendeteksi kadar kalsium dalam darah, yang menandakan seseorang keracunan vitamin D. Setelah seseorang terbukti mengalami keracunan vitamin D, ia harus menghentikan rutinitas mengonsumsi vitamin D dan multivitamin lainnya.

Penuhi kebutuhan vitamin D secara tepat

Ada beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan vitamin D agar optimal. Cara yang sering kita dengar ialah dengan berjemur di bawah matahari dan mengonsumsi suplemen vitamin D.

Dilansir laman resmi Universitas Airlangga, dr Henry Suhendra, SpOT menyarankan agar memilih waktu berjemur guna mendapatkan vitamin D terbaik. Menurutnya, waktu terbaik ialah antara pukul 11 hingga 1 siang.

Baca juga: Manfaat Vitamin D Hampir Setara Vaksin Covid-19, Ini Kata Pakar Unair

 

Alumnus Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran (FK) Unair tersebut beralasan, waktu tersebut sesuai dengan hasil riset salah satu peneliti asal Boston yang datang ke Indonesia pada 2011.

Dalam penelitian itu disebutkan bahwa kita tidak akan mendapatkan kadar ultraviolet B secara maksimal pada pagi hari. "Kadar Ultraviolet B maksimum didapatkan bukan pagi hari, melainkan pada pukul 11 hingga pukul 1 siang," ujarnya.

Selain itu, setidaknya 85 persen bagian tubuh harus terpapar sinar matahari secara langsung. Jika terhalang baju atau obyek lainnya, hanya ultraviolet A yang didapatkan. Ultraviolet jenis ini tidak membentuk vitamin D.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Potensi Khasiat Buah Delima untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Mengatasi Jerawat

Potensi Khasiat Buah Delima untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Mengatasi Jerawat

Tren
Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Ganggu Penerbangan di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara

Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Ganggu Penerbangan di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara

Tren
Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Tren
Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Tren
5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

Tren
Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Tren
Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Tren
Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Tren
OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

Tren
Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Tren
KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

Tren
Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Tren
Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Tren
Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Tren
Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com