Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Berlebihan Mengonsumsi Vitamin D, Bisa Menjadi Racun

Kompas.com - 23/07/2021, 15:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Vitamin D banyak dicari di masa pandemi. Selain bisa mendongkrak sistem imun, vitamin D juga dipercaya bisa menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan.

Efeknya, vitamin D pun diburu. Mulai yang berbentuk kemasan kaplet hingga yang berbentuk kapsul dalam botol plastik, semua laris manis. 

Vitamin D seringnya direkomendasikan diminum di pagi hari setelah makan pagi, bersamaan dengan ritual berjemur di bawah sinar matahari.

Meski bisa meningkatkan daya tahan tubuh, namun hati-hati dalam mengonsumsi vitamin D. Karena jika kebanyakan alias tak sesuai dosis, vitamin ini bisa menjadi racun bagi tubuh, terjadi yang namanya hipervitaminosis D.

Dalam kerjanya, vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan mengedarkannya di dalam darah.

Jika takaran vitamin D di dalam tubuh sangat tinggi, maka akan terjadi penumpukan kalsium dalam darah yang dinamakan hiperkalsemia.

Baca juga: Manfaat Vitamin D Hampir Setara Vaksin Covid-19, Ini Kata Pakar Unair 

Kenali gejalanya

Ilustrasi mual Ilustrasi mual
Dilansir dari Insider, keracunan vitamin D karena pengonsumsian yang berlebihan memang kejadian yang sangat jarang terjadi.

Meski begitu, Anda harus tetap mengenali gejala-gejalanya agar bisa mencegah risiko terburuk yang bisa terjadi.

Gejala dari keracunan vitamin D berhubungan dengan tingginya angka kalsium dalam darah. Jadi tanda-tandanya bisa berupa mual, kehilangan selera makan, muntah, lemah dan lesu, dan nyeri tulang.

Jika dibiarkan, kelebihan kalsium yang ada akan disimpan di arteri juga di jaringan tisu, tidak di dalam tulang. Hal ini jika berlarut-larut bisa memicu terbentuknya batu ginjal dan bahkan bisa merusak jantung.

Baca juga: Kata Dokter, Ini Obat dan Vitamin untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan

Menurut Paul Price, profesor dari University of California San Diego, Amerika Serikat, kerusakan jantung karena kelebihan kalsium dalam darah bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi vitamin D dalam takaran berlebih selama bertahun-tahun.

Untuk mendeteksi apakah seseorang keracunan vitamin D bisa menggunakan tes darah untuk melihat kadar kalsium yang ada di dalam darahnya.  

Ketika seseorang terbukti pasti keracunan vitamin D, maka ia harus menghentikan rutinitas mengonsumsi vitamin D dan multi vitamin lainnya.

Juga menghindari dulu bahan pangan yang mengandung banyak vitamin D seperti ikan salmon dan susu kedelai.

Baca juga: 3 Vitamin yang Dibutuhkan bagi Pasien Isolasi Mandiri

Cara mengonsumsi vitamin D yang tepat

Ilustrasi berjemurSHUTTERSTOCK/bydvvid Ilustrasi berjemur
Tubuh kita mendapatkan vitamin D harian dengan dua cara, yaitu melalui paparan sinar matahari dan mengonsumsi beberapa bahan makanan yang mengandung banyak vitamin D. 

Kebutuhan harian masing-masing tubuh akan vitamin D tergantung banyak faktor, terutama usia.

Dewasa di bawah 70 tahun membutuhkan asupan vitamin D lebih sedikit dibanding lansia di atas 70 tahun yang sudah tak lagi bisa memproduksi banyak vitamin D di kulitnya.

Vitamin D yang bisa meracuni tubuh sendiri adalah yang dalam bentuk suplemen, bukan vitamin D yang dibawa oleh sinar matahari atau makanan alami.

Baca juga: 7 Makanan Tinggi Vitamin D yang Sangat Menyehatkan

Jadi agar terhindari dari overdosis vitamin D, sering-seringlah berjemur di pagi hari dan konsumsilah makanan tinggi vitamin D seperti ikan-ikanan, susu almond dan jamur. 

Jika tetap ingin mengonsumsi suplemen, pilih suplemen yang sudah terpercaya. Baca label untuk melihat izin edar dan komposisinya. 

Kemudian cermati takaran dosis yang dianjurkan. Jika sudah mengonsumsi satu jenis vitamin D, hindari mengonsumsi multivitamin lainnya di mana di dalamnya terkandung berbagai macam nutrisi dan vitamin yang bisa saja salah satunya juga mengandung vitamin D.

Baca juga: 5 Makanan yang Tinggi Vitamin D, Bisa untuk Daya Tahan Tubuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com