Menanggapi fenomena ini, Program Manager Animal Friends Jogja, Angelina Pane menyatakan bahwa praktik ini jadi salah satu penyiksaan pada hewan.
Ia tidak setuju dengan praktik ini, karena pada dasarnya pihaknya percaya bahwa satwa liar seperti monyet harus hidup di habitat aslinya.
"Dari awal kita tidak setuju dengan perdagangan dan pemeliharaan monyet. Memang mereka tidak dilindungi penuh. Kita percaya bahwa satwa liar harusnya lestari di habitatnya," kata Angelina saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/2/2021).
Ia juga mengamati bahwa proses penangkapan monyet dari alam dinilai kejam, seperti mengambil bayi monyet dari induk atau habitat aslinya.
Baca juga: Viral Video Kurir COD di Tangerang Diancam Borgol oleh Konsumen, seperti Apa Ceritanya?
Sifat agresif pada bayi monyet belum keluar, tetapi tidak dapat dijamin ketika sudah dewasa. Padahal, semasa hidupnya monyet akan dikurung atau dibatasi ruang geraknya.
Lebih parah lagi, Angelina menyebutkan kasus-kasus pelepasan monyet sembarangan karena alasan bosan atau monyet sudah jadi dewasa dan agresif.
Praktik pemeliharaan monyet oleh manusia, sayangnya juga dilakukan oleh selebriti atau pesohor. Angelina miris melihat hal ini.
"Apalagi kalau dia adalah selebriti, kemudian follower-nya ikut dan akhirnya persoalan ini tidak akan pernah selesai. Tambah banyak yang diperdagangkan, ditangkap dari alam," tuturnya.
Baca juga: Viral, Video Mobil Goyang Saat Isi Bensin, Apa Sih Manfaatnya?
Salah satu penyebab maraknya pemeliharaan dan penyiksaan monyet, menurut Angelina karena adanya rasa dominasi manusia.
Manusia merasa paling berkuasa di bumi, sehingga berhak untuk menguasai mahluk hidup lainnya.
"Kalau banyak penelitian, sudah membuktikan manusia yang suka menyiksa hewan ada kecenderungan melakukannya juga pada manusia lain," ujar Angelina.
Untuk saat ini, Animal Friends Jogya belum memiliki data banyaknya moyet atau primata yang dipelihara di Indonesia.
Baca juga: Peringati Hari Primata, Ini Kondisi Rehabilitasi Satwa di Yogyakarta
Hal ini karena adanya banyak celah yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara monyet. Telebih bagi orang kaya dan memiliki kuasa dan itu dibiarkan.
Sering kali, alasan untuk membenarkan pemeliharaan monyet adalah izin atau jalur yang sudah sesuai aturan. Menurut Angelina, tidak ada pembenaran apapun untuk memelihara monyet.
"Bagi kami tidak ada jalur yang baik. Mau sebaik apa pun, itu sudah salah. Kami mendesak pemerintah untuk pelarangan total," katanya.
Animal Friends Jogja sempat melakukan advokasi topeng monyet di DI Yogyakarta. Sampai akhirnya terbit surat edaran dari Sekertaris Daerah DI Yogyakarta tentang penertiban aktivitas topeng monyet.
"Kalau dulu kita data untuk topeng monyet, kemudian menghilang dari Jogja setelah ada penyitaan. Tapi setelah itu mereka keluar kota, pindah. Itu juga persoalan lagi karena belum ada pelarangan nasional," imbuhnya.
Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.