HAI, apa kabarmu? Semoga kabarmu tetap baik di tengah kedaruratan yang tampaknya masih akan lebih lama lagi kita hadapi.
Meskipun belum resmi diputuskan apakah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat diperpanjang, melihat apa yang kita dapati setiap hari, perpanjangan akan jadi pilihan.
Sejak diberlakukan 3 Juli 2021, PPKM Darurat belum melandaikan kurva penularan. Sebaliknya, rekor kasus positif terus-terusan pecah dari hari ke hari.
Hingga Senin (12/7/2021) pukul 12.00, penambahan kasus harian secara nasional mencapai 40.427 kasus positif. Rekor baru lagi untuk penambahan kasus harian.
Saat PPKM Darurat dinyatakan, Sabtu (3/7/2021), penambahan kasus harian secara nasional 27.913 kasus positif.
Bukannya melandai atau turun, kurva justru naik bahkan melonjak hampir dua kali lipat sejak PPKM Darurat diberlakukan.
Karena itu, seminggu ke depan adalah saat yang menentukan untuk melihat apakah PPKM Darurat sudah efektif menjadi jalan melandaikan dan menurunkan penambahan kasus harian.
Kita mencatat, target PPKM Darurat yang dinyatakan pemerintah adalah menurunkan penambahan kasus harian hingga di bawah 10.000. Seperempat dari kasus harian saat ini. Mari menarik nafas dalam pelan-pelan.
Melihat adanya kemungkinan lonjakan kasus yang kita dapati sepuluh hari terakhir adalah efek sebelum PPKM Darurat karena sifat penularan virusnya, efek PPKM Darurat mungkin baru akan terasa hari-hari ini. Mungkin. Atau lebih tepatnya, kita berharap demikian.
Karena itu, seminggu ke depan adalah saat yang menentukan untuk melihat apakah PPKM Darurat efektif atau tidak dihentikan atau dilanjutkan.
Jika melihat tren sepuluh hari ini, perpanjangan PPKM Darurat dengan sejumlah perbaikan setelah berakhir pada 20 Juli 2021 akan jadi pilihan pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan skenario perpanjangan PPKM Darurat hingga enam minggu ke depan. Hal itu tertera dalam bahan paparan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (12/7/2021).
Meskipun akan berimplikasi pada perekonomian, skenario perpanjangan selama 4-6 minggu dilakukan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan turun signifikan karena keputusan ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengemukakan, meskipun kasus terkonfirmasi di Jakarta naik 14.619, penerapan PPKM Darurat efektif menekan mobilitas hingga 61,76 persen.