Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donor Plasma Konvalesen Pasien Covid-19: Syarat, Cara Mendaftar, dan Tempat Donor

Kompas.com - 02/07/2021, 19:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Donor plasma konvalesen adalah salah satu metode imunisasi pasif, yang digunakan untuk pengobatan pada pasien Covid-19. 

Terapi ini dilakukan dengan memberikan plasma orang yang telah sembuh dari Covid-19, kepada pasien yang sedang dalam masa pemulihan setelah terinfeksi.

Donor ini merupakan terapi tambahan, yang bertujuan untuk membantu pasien Covid-19 agar cepat sembuh.

Baca juga: 5 Hal soal Donor Plasma Konvalesen Covid-19, dari Syarat hingga Cara Kerjanya

Berikut kriteria, alur, cara mendaftar, mekanisme dan tempat donor plasma konvalesen di Indonesia:

Syarat

Berdasarkan informasi di laman Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI), berikut syarat menjadi pendonor plasma konvalesen:

  • Usia 18-60 tahun
  • Berat badan ≥ 55 kilogram
  • Diutamakan pria, apabila perempuan belum pernah hamil
  • Pernah terkonfirmasi Covid-19 dengan surat keterangan sembuh dari dokter yang merawat
  • Bebas keluhan minimal 14 hari
  • Tidak menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir
  • Lebih diutamakan yang pernah mendonorkan darah

Alur pendaftaran

Informasi mengenai donor konvalesen tersedia di portal berikut: www.plasmakonvalesen.covid19.go.id.

Bagi mereka yang memenuhi syarat atau kriteria pendonor plasma konvalesen, maka dapat mengikuti alur berikut:

  1. Mengisi formulir donor darah, informed consent, dan melalui seleksi donor melalui anamesis serta pemeriksaan fisik
  2. Melalui pemeriksaan lab donor dengan pengecekan darah lengkap, konfirmasi golongan darah, melalui beberapa skrining seperti skrining antibodi dan infeksi menular lewat ransfusi darah (HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis).
  3. Melalui proses pengambilan darah menggunakan mesin Apheresis
  4. dengan durasi pengambilan sekitar 45 menit.

Baca juga: Catat, Ini Alur Permintaan Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19

 

Cara mendaftar

Adapun pengisian formulir pendonor bisa dilakukan secara online di sini.

Pendonor perlu melengkapi data diri, meliputi nama, nomor induk kependudukan, nomor handphone, jenis kelamin, tempat lahir, pekerjaan, alamat tinggal, golongan darah, rhesus, berat badan, dan tinggi badan

Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab secara opsional oleh pengisi formulis. Pertanyaan tersebut yakni:

  • Apakah Anda sebelumnya pernah berdonor darah biasa?
  • Apakah Anda sebelumnya pernah berdonor darah Apheresis?
  • Apakah Anda memiliki penyakit penyerta/komorbid?
  • Apakah Anda merasakan ada gejala klinis selama sakit Covid-19?
  • Apakah Anda pernah memiliki riwayat transfusi darah dalam 6 bulan terakhir?
  • Nama Rumah Sakit tempat anda dirawat?
  • Kapan tanggal pertama kali memiliki hasil swab PCR positif?
  • Kapan Anda dinyatakan sembuh dari Covid-19?

Upload hasil dokumen hasil pemeriksaan swab PCR positif dan upload hasil PCR negatif atau surat pernyataan telah sembuh (bebas gejala) minimal selama 14 hari dari dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Baca juga: Mengenal Virus Corona Varian Kappa yang Mulai Ditemukan di Jakarta

Mekanisme

Mekanisme donor darah plasma konvalesen, antara lain:

  1. Pendonor yang memenuhi kriteria, melalui pre-skrining yang sudah dilakuan sehari sebelumnya.
  2. Pengambilan plasma konvalesen dengan metode apheresis sebanyak 400 sampai 600 ml pada hari selanjutnya.
  3. Pengambilan plasma konvalesen dapat dilakukan sesuai petunjuk teknik BPOM.

Sebagai informasi, pre-skrining adalah kondisi di mana pendonor memiliki antibodi dan hasil negatif terhadap beberapa pemeriksaan keamanan darah, serta memenuhi standar pemeriksaan laboratorium sesuai dengan persyaratan.

Adapun jika UDD PMI belum memiliki alat apheresis dan belum tersertifikasi CPOB, maka pengambilan dapat dilakukan dengan cara konvensional atau menggunakan kantong 450 ml.

Dalam pengambilan plasma konvalesen, petugas tetap memperhatikan kualitas dan keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Bagi pasien yang membutuhkan transfusi plasma konvalesen pun harus mendapatkan surat permintaan plasma konvalesen dari dokter yang merawat. Kemudian, pihak yang bersangkutan membawa sampel pasien.

Setelah melalui pemeriksaan uji kecocokan, maka bisa memberikan plasma konvalesen untuk ditransfusikan.

Baca juga: Seleksi CPNS Badan Intelijen Negara 2021, Ini Link dan Informasinya

 

Tempat donor

Merangkum informasi di akun Instagram PMI, berikut daftar lokasi donor plasma konvalesens di Indonesia:

Aceh

  • UDD PMI Kota Banda Aceh

Sumatera Utara

  • UDD PMI Kota Medan

Sumatera Barat

  • UDD PMI Kota Padang Riau
  • UDD PMI Kota Pekanbaru

Sumatera Selatan

  • UDD PMI Kota Palembang

Lampung

  • UDD PMI Provinsi Lampung

Banten

  • UDD PMI Kota Tangerang
  • UDD PMI Kota Tangerang Selatan

Jawa Barat

  • UDD PMI Kota Bandung
  • UDD PMI Kabupaten Bekasi
  • UDD PMI Kabupaten Cirebon
  • UDD PMI Kabupaten Bogor

DKI Jakarta

  • UDD Pusat PMI
  • UDD PMI DKI Jakarta

DI Yogyakarta

  • UDD PMI Yogyakarta

Jawa Tengah

  • UDD PMI Kota Semarang
  • UDD PMI Kota Surakarta
  • UDD PMI Kabupaten Klaten

Jawa Timur

  • UDD PMI Kota Surabaya
  • UDD PMI Kota Malang
  • UDD PMI Kabupaten Sidoarjo
  • UDD PMI Kabupaten Lumajang

Bali

  • UDD PMI Provinsi Bali

Kalimantan Selatan

  • UDD PMI Kota Banjarmasin

Sulawesi Utara

  • UDD PMI Provinsi Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

  • UDD PMI Kota Makassar

Maluku

  • UDD PMI Kota Ambon

Papua

  • UDD PMI Kota Jayapura
  • UDD PMI Kabupaten Jayapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Tren
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Tren
Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Tren
Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Tren
Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Tren
Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Tren
Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Tren
Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Tren
Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Tren
Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com