KOMPAS.com - Gempa bumi mengguncang Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (28/6/2012) pagi pukul 05.15 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, informasi awal gempa bumi di selatan Yogyakarta ini berkekuatan magnitudo 5,3.
Namun, setelah dianalisis, gempa ini sebenarnya berkekuatan magnitudo 5,1.
"Dilakukan pemutakhiran menjadi Mw=5,1," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kepada Kompas.com, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Gempa M 5,3 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Ini Imbauan BMKG
Mw adalah singkatan lain dari satuan M atau magnitudo. Satuan ini untuk menyebut ukuran dari kekuatan gempa bumi.
Bagaimana analisis BMKG soal gempa Jogja pagi ini?
Daryono mengatakan, gempa yang terjadi di Jogja bukan gempa megathrust karena sumber gempa bukan terjadi di bidang kontak antar Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia atau subduksi landai-dangkal.
"Gempa selatan Yogyakarta Magnitudo 5,1 pagi ini bukan gempa megathrust," ujar dia.
Gempa megathrust adalah gempa dengan kekuatan sangat besar yang terjadi di zona subduksi atau wilayah di mana lempeng tektonik bumi ada di bawah lempeng lainnya.
Namun, hiposenter gempanya agak dalam sedikit memasuki Zona Benioff atau subduksi yang mulai menukik.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,56 derajat Lintang Selatan dan 110,58 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 66 km arah Selatan Kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta.
Baca juga: Gempa M 5,3 di Gunungkidul Yogyakarta Terasa di Beberapa Wilayah
Gempa terjadi pada kedalaman laut 61 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Yogyakarta Mw 5,1 pagi ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi/patahan," kata Daryono.
Patahan terjadi di Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Jawa dengn mekanisme pergerakan oblique thrust fault atau naik-mendatar.
Dgn memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Yogyakarta Mw5,1 pagi ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi/patahan dlm Lempeng Indo-Australia yg tersubduksi ke bawah P. Jawa dgn mekanisme pergerakan naik-mendatar (oblique thrust fault). pic.twitter.com/gLWAkoqmHb
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) June 27, 2021
Laporan mengenai dampak gempa bumi masih terus dilakukan. Sampai menjelang pukul 6 pagi, belum ada laporan kerusakan yang diterima BMKG.