KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 bulan ini membuat rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia hampir penuh.
Diberitakan Kompas.com, Rabu (23/6/2021), berdasarkan data dari Satgas Penananganan Covid-19, untuk 6 provinsi di Pulau Jawa, tingkat keterisian tempat tidur atau BOR, rata-rata ada di atas 80 persen.
Perinciannya:
Baca juga: Rumah Sakit Terancam Kolaps, Bagaimana Melakukan Isolasi Mandiri yang Aman Saat Kena Covid-19?
Untuk mengecek ketersediaan tempat tidur di rumah sakit di seluruh Indonesia, Anda bisa mengunjungi laman https://yankes.kemkes.go.id/app/siranap/
Berikut langkah-langkahnya:
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, data tempat tidur pasien Covid-19 di RS Umum Daerah Tanah Abang Jakarta Pusat pukul 16.10 WIB tempat tidur di IGD khusus Covid-19 tidak ada yang kosong.
Demikian pula di ICU Tekanan Negatif dengan Ventilator, terisi penuh.
Tempat tidur yang kosong ada di Isolasi Tekanan Negatif, yakni sebanyak 9 buah dari total 51 tempat tidur yang ada.
Sementara itu, berdasarkan data per pukul 16.00 WIB, tempat tidur yang kosong di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta hanya di ICU Tekanan Negatif dengan Ventilator (1 buah), Isolasi Tanpa Tekanan Negatif (31 buah), PICU Khusus Covid (2 buah).
Selain mengecek tempat tidur untuk pasien Covid-19, Anda juga bisa mengecek tempat tidur untuk pasien non Covid-19.
Caranya hampir sama, yaitu dengan mengunjungi laman https://yankes.kemkes.go.id/app/siranap/.
Baca juga: 9 Rumah Sakit di Yogyakarta yang Layani Vaksinasi Covid-19 Gratis
Setelah itu pilih menu Tempat Tidur Non Covid-19 dan pilih provinsi serta kabupaten/kota yang Anda ingin cek. Lalu hasil akan muncul.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Departemen Menejemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Irwandy, SKM, MScPH, MKes menyebutkan, beberapa daerah tak hanya mengalami kelangkaan tempat tidur.
Daerah seperti Jawa Tengah dan DIY bahkan sempat mengalami kelangkaan tabung oksigen beberapa hari terakhir karena jumlah permintaan yang meningkat dengan sangat cepat.
Dia mengungkapkan, hal itu dipicu oleh jumlah kasus Covid-19 yang meroket di daerah tersebut.