Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Besar di Iran, Puluhan Ribu Orang Tewas

Kompas.com - 21/06/2021, 09:57 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 31 tahun yang lalu, tepatnya 21 Juni 1990, gempa berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang bagian barat laut Iran.

Gempa yang berpusat di Laut Kaspia itu terjadi 31 menit selepas tengah malam, saat sebagian besar warga tengah tertidur lelap.

Area seluas 20.000 mil persegi di Provinsi Zanjan dan Gilan benar-benar hancur. Wilayah ini merupakan daerah pertanian dan resor laut.

"Semuanya hancur, praktis 90 persen pendidik di kawasan pertanian itu tewas atau cedera," tulis kantor berita Iran IRNA, dikutip dari Harian Kompas, 22 Juni 1990.

Gempa itu berlangsung cepat dengan beberapa kali guncangan keras selama satu menit.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Civil Air Transport 106 di Taiwan Tewaskan 57 Orang

Guncangan gempa terasa sampai ke Azerbaijan dan merusahk sejumlah bangunan tua di Rusia.

Sekitar 12 jam kemudian, gempa susulan bermagnitudo 6,5 kembali menggoncang kawasan itu.

Akibat gempa susulan tersebut, sebuah bendungan di Rasht jebol dan menyapu sebagian besar lahan pertanian.

Selain itu, Provinsi Gilan yang sebelumnya hancur akibat bencana pertama, berubah menjadi kuburan massal setelah guncangan gempa kedua.

Harian Kompas, 24 Juni 1990, memberitakan, harapan untuk bisa menemukan korban yang masih hidup di bawah reruntuhan juga semakin menipis.

Di Kota Roudbar, seorang korban gempa menyebut batu seukuran gudang menimpa rumahnya hingga menewaskan empat dari enam anaknya.

"Jika Anda datang lebih cepat, Anda tentu telah menyelamatkan menantu perempuan saya juga. Saya berbicara dengannya sampai beberapa jam yang lalu," kata pria itu setelah diselamatkan dari puing-puing rumahnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Patung Liberty Tiba di New York

Semua helikopter telah dikerahkan untuk menolong para korban. Namun, cuaca yang buruk menyebabkan upaya tersebut terasa sulit.

Tanah longsor, bendungan yang rusak, dan hujan lebat menambah beban kesulitan operasi penggalian serta pembukaan kembali jalan menuju kawasan terpencil.

Akibat dua gempa itu, sekitar 50.000 orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang luka-luka. Bahkan setelah muncul gempa susulan tiga hari berikutnya, korban bertambah menjadi 70.000 orang.

Saat itu, gempa di Iran disebut menjadi yang terdahsyat pada sejarah gempa modern setelah gempa di China pada 1976 yang menelan korban 200.000 jiwa.

Harian Kompas, 27 Juni 1990 menuliskan, gempa itu membuat kawan dan lawan Iran di panggung internasional terus bergotong royong meringankan penderitaan negara tersebut.

Bahkan, orang yang paling dibenci di Iran, Salman Rushdie menyumbang uang sebesar 5.000 pound.

Sementara, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher yang hubungannya dengan Iran rusak setelah konflik sosial, juga mengirimkan ucapan simpati.

Ia juga mengirim tim petugas pertolongan, dilengkapi dengan alat dengar ultra-sonik serta kamera ultra-peka untuk mencari para korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda DC-10 Terbakar dan Terbelah Tiga di Fukuoka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com