Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok Fenomena Titik Balik Matahari, Apa Dampaknya ke Indonesia?

Kompas.com - 20/06/2021, 20:20 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Besok pada 21 Juni 2021, akan terjadi fenomena astronomi berupa Titik Balik Matahari atau yang disebut dengan Solstis.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh akun resmi media sosial Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan).

“Puncak solstis Juni tahun ini terjadi pada tanggal 21 Juni pukul 10.31.57 WIB,” tulis Lapan dalam unggahannya.

Lapan menyebut dengan adanya titik balik matahari ini maka pengamat di belahan bumi bagian utara maupun selatan akan mendapati matahari terbit dari arah timur-timur laut dan terbenam dari arah barat-barat laut.

Adapun daerah berlintang tinggi di belahan selatan akan mendapati matahari terbit dari arah timur-timur laut dan terbenam dari araah barat-barat laut.

Lantas, apakah dampak fenomena titik balik matahari bagi Indonesia?

Baca juga: Fenomena Titik Balik Matahari pada 21 Juni, Durasi Siang Bisa Lebih Lama

Waktu siang lebih lama

Terkait hal tersebut, Peneliti di Pussainsa Lapan Andi Pangerang menjelaskan fenomena Titik Balik Matahari adalah saat matahari berada paling utara saat tengah hari yang mengakibatkan waktu siang menjadi lebih lama, sedangkan di belahan bumi selatan siang menjadi lebih singkat.

Selain durasi siang lebih lama, dampak dari Titik Balik Matahari adalah matahari terlihat lebih tinggi.

"Kalau di lintang sedang (>23,5 derajat), Matahari akan lebih tinggi ketika transit/kulminasi. Sementara untuk sekitar ekuator, tergantung dari belahan bumi manakah masyarakat bertempat," kata Andi seperti dikutip dari Kompas.com, (18/6/2021).

Ia mengatakan, di daerah Sabang, Titik Balik Matahari ini akan menyebabkan matahari berada di ketinggian 72,5 derajat di arah utara.

Adapun di Pulau Rote, Titik Balik Matahari Juni akan menyebabkan matahari berada pada ketinggian 55,5 derajat di arah utara.

"Semakin ke utara akan semakin tinggi dan semakin ke selatan akan semakin rendah. Makanya, untuk kota-kota yang dilalui garis balik utara (tropic of cancer) seperti Muscat (Oman), Matahari akan tepat di atas kepala ketika tengah hari saat Solstis Juni," kata Andi.

Baca juga: 3 Fenomena Astronomi Juni 2021, Ada Gerhana Matahari Cincin!

Andi mengatakan, dengan adanya Titik Balik Matahari ini maka semua provinsi yang ada di belahan selatan akan mengalami siang yang lebih pendek.

Adapun wilayah yang termasuk di belahan selatan yakni:

  • Sumatera Selatan
  • Bengkulu
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Jawa
  • Bali
  • Nusa Tenggara
  • Maluku
  • Sebagian besar Papua

Adapun wilayah Indonesia di belahan bumi utara akan mengalami siang yang lebih panjang.

Sedangkan di daerah sekitar ekuator tak begitu terlihat perbedaan durasinya dibandingkan hari biasa.

Adapun untuk perbandingan durasi siang hari (dari terbit hingga terbenam matahari) saat Solstis yakni:

  • Kupang: 11,5 jam
  • Jawa: bervariasi antara 11,65 hingga 11,75 jam
  • Sabang: 12,5 jam.

Sedangkan untuk wilayah Lampung akan mengalami waktu siang terpendek setidaknya selama enam bulan ini, sehingga puncaknya adalah saat Solstis.

Sumber: Kompas.com/ Nur Fitriatus Shalihah | Editor Inggried Dwi Wedhaswary

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com