Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Diketahui Sejauh Ini soal Virus Corona Varian Delta

Kompas.com - 20/06/2021, 11:06 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu varian virus corona yang kini tengah diwaspadai dunia adalah varian Delta (B.1.167.2).

Varian Delta diketahui menjadi penyebab di balik ledakan kasus infeksi yang terjadi di India beberapa waktu lalu.

Lonjakan yang sama juga terjadi di sejumlah negara, disinyalir karena varian Delta.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut strain yang pertama kali dideteksi di India pada Desember 2020 ini kini menjadi strain yang mendominasi infeksi Covid-19 dunia, karena signifikansinya dalam hal kecepatan penularan.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan, Jumat (18/6/2021), dikutip dari CNBC (18/6/2021).

Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (13/6/2021) kasus infeksi akibat varian Delta diketahui sudah mencapai angka 107 kasus dan tersebar di 6 provinsi.

Baca juga: Daftar 6 Provinsi yang Teridentifikasi Temuan Kasus Varian Delta

Apa saja yang bisa kita ketahui dari varian yang satu ini?

Varian apa itu?

Varian Delta meruoakan salah satu varian yang dianggap mengkhawatirkan oleh WHO dan dilabeli sebagai Variant of Concern (VOC) pada 10 Mei 2021.

Mengutip Science Alert, Sabtu (19/6/2021), Delta diidentifikasi sebagai B.1.167.2, ia merupakan 1 dari 3 turunan B.1.167.

Pusat Pengendaljan dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, menyebut varian Delta pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020.

Hingga 16 Juni lalu, WHO mengonfirmasi varian Delta sudah menyebar setidaknya di 80 negara.

Apa bedanya dengan varian lain?

Penelitian menyebutkan, varian Delta 60 persen lebih mudah ditularkan atau ditransmisikan dibandingkan strain Alpha yang pertama teridentifikasi di Inggris.

Padahal, strain Alpha juga tergolong lebih mudah menular jika dibandingkan dengan strain asli dari corona baru yang ditemukan di Wuhan, China, pada akhir 2019.

Selain itu, Badan Kesehatan Publik Inggris (PHE) juga menyebut Delta menimbulkan risiko rawat inap hingga dua kali lipat dibandingkan Alpha.

Diberitakan CNN, 10 Juni 2021, data itu mereka peroleh dari proses analisis terhadap 38.805 kasus di wilayahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com