KOMPAS.com - Kasus Covid-19 dengan varian Delta telah ditemukan di 6 provinsi di Indonesia.
Hal itu dikatakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Siti Nadia Tirmizi, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi sejumlah varian sebagai Variant of Concern. Varian itu adalah Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), dan Delta (B.1.617.2.).
Ketiga varian itu telah ditemukan di Indonesia.
Masing-masing varian tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan harus diwaspadai penyebarannya, terutama untuk varian Delta.
Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 terhadap Varian Alpha hingga Delta
Varian Delta disinyalir menjadi penyebab tingginya kasus infeksi dan kematian pasien Covid-19 di India.
Varian yang satu ini memiliki karakter lebih mudah menular, risiko menimbulkan keparahan yang lebih tinggi, dan menurunkan level efektivitas kerja produk vaksin.
Nadia menyebutkan, ada 148 kasus infeksi varian baru yang ditemukan di Indonesia
Dari total 148 kasus, 107 di antaranya adalah kasus Covid-19 varian Delta yang tersebar di 6 provinsi.
"Sudah ada 148 kasus (infeksi varian baru) yang kita temukan (untuk varian Delta) di 6 propinsi dan sebagian besar adalah transmisi lokal," kata Nadia.
Keenam provinsi itu adalah:
Kasus Covid-19 varian Delta paling banyak ditemukan di Jawa Tengah dengan 75 kasus.
Angka ini mendominasi kasus infeksi varian Delta secara nasional, yakni lebih dari 70 persen kasus nasional.
"Kudus sampai saat ini ya (daerag dengan kasus terbanyak). Kudus 62 (kasus)," ujar Nadia.
Jika mengacu data yang dirilis Kemenkes per 13 Juni 2021, jumlah kasus infeksi dari varian Delta memang paling mendominasi jika dibandingkan infeksi varian lain, Alpha dan Beta.