KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, media sosial dan pemberitaan media ramai soal isu gempa dahsyat dan tsunami di wilayah Indonesia.
Di media sosial, beredar pula tangkapan layar berita media yang menyebutkan bahwa informasi gempa dahsyat dan tsunami besar itu merupakan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Melalui twitnya, Kepala bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono menyoroti narasi pemberitaan yang dinilai tak memahami arti kata prediksi dan potensi.
Baca juga: Isu Gempa M 8,7 dan Tsunami 29 Meter di Jatim, BMKG: Potensi, Bukan Prediksi
"Entah sampai kapan kawan-kawan ini bisa paham arti kata prediksi dan potensi," tulis Daryono dalam twitnya.
Entah sampai kapan kawan-kawan ini bisa paham arti kata prediksi dan potensi. pic.twitter.com/FU2MciTmHi
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) June 12, 2021
Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/6/2021), Daryono menjelaskan, hingga saat ini kapan terjadinya gempa belum bisa diprediksi baik waktu, lokasi, dan kekuatannya.
"Kapan gempa terjadi belum ada yang tahu sehingga jangan mudah percaya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Daryono.
Ia menekankan, penting untuk memahami perbedaan antara istilah "potensi" dengan "prediksi".
Daryono menjelaskan, potensi didasarkan atas sejarah dan perhitungan dengan angka deviasi lebar.
Sementara, prediksi lebih ke sesuatu yang hampir pasti akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Potensi Gempa M 8,7 dan Tsunami 29 Meter di Jatim
Melalui twitnya pada awal Juni lalu, ia juga sudah mengedukasi soal ini.
"POTENSI: ada bahaya dan ada lokasinya, tetapi kapan terjadinya tdk ada yg tahu. Sedangkan PREDIKSI: ada bahaya, ada lokasinya, dan kemungkinan kapan waktu terjadinya. Mari kita pahami bersama 2 kata ini," tulis Daryono pada 2 Juni 2021.
POTENSI: ada bahaya dan ada lokasinya, tetapi kapan terjadinya tdk ada yg tahu. Sedangkan PREDIKSI: ada bahaya, ada lokasinya, dan kemungkinan kapan waktu terjadinya. Mari kita pahami bersama 2 kata ini????????.
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) June 2, 2021
Diberitakan Kompas.com, 26 Juli 2019, kesalahpahaman dan timbulnya kebenaran di masyarakat dapat muncul saat menerima informasi potensi fenomena alam seperti gempa bumi dan tsunami yang tidak lengkap.
Apalagi, geologi menggunakan parameter waktu yang sangat panjang, mulai dari 10.000 tahun hingga jutaan tahun.
Istilah prediksi dan potensi juga dijelaskan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pelacak jejak tsunami purba dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Eko Yulianto menjelaskan, potensi berarti suatu fenomena yang pasti akan terjadi, namun tidak diketahui hal itu kapan akan terjadi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.