Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Buat Aturan Anti-asing bagi Warga Korea Utara, Nonton K-Pop Bisa Dihukum Mati

Kompas.com - 12/06/2021, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, tampaknya benar-benar menggalakkan aturan anti-budaya asing bagi warganya. Baru-baru ini Korea Utara memperkenalkan undang-undang baru untuk membasmi segala jenis pengaruh asing.

Rezim di bawah kekuasaan Kim Jong Un ini akan menghukum dengan keras siapa saja yang kedapatan mengonsumsi, menonton, atau memakai hal-hal yang berbau asing, seperti film, pakaian, dan “bahasa gaul” asing.

Kehidupan warga di Korea Utara memang dirancang untuk dikendalikan. Laporan terbaru BBC menyebutkan, Korut sedang melakukan "perang tanpa senjata", dengan ide yang dinilai "sangat reaksioner".

Baca juga: Kim Jong Un Larang Rakyatnya Potong Rambut Gaya Mullet dan Pakai Skinny Jeans

Siapa pun yang tertangkap sedang mengonsumsi hal dari Korea Selatan, AS, atau Jepang harus bersiap menghadapi hukuman mati. Paling ringan, mereka yang tertangkap menonton saja harus menghadapi kamp penjara selama 15 tahun lamanya.

Sebelumnya, Kim pernah menulis surat di media pemerintah tentang seruan bagi Liga Pemuda Korut untuk menindak “perilaku tidak menyenangkan, individualistis, dan anti-sosialis,” di kalangan anak muda.

Putra mendiang Kim Jong Il ini ingin menghentikan pembicaraan, gaya rambut, dan pakaian yang berafiliasi dengan budaya asing.

Kim, masih melansir dari laporan BBC tersebut, juga mengatakan bahwa semua budaya pop asing sebagai “racun berbahaya”.

Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Eksekusi Pria yang Menjual Film Korea Selatan

Seperti yang baru-baru ini diberitakan oleh The Daily NK, publikasi online di Seoul, Korea Selatan. Dalam laporannya disebutkan, tiga remaja Korea Utara dikirim ke kamp pendidikan ulang lantaran memotong rambutnya seperti idola K-pop dan mengikat celana mereka di atas mata kaki.

Kompas Video Korea Utara akan menghukum dengan keras siapa saja yang mengonsumsi atau memakai film, pakaian, dan "bahasa gaul" asing

Apa yang dilakukan pemimpin berusia 37 tahun ini jelas bukan perang dengan pasukan dan senjata, melainkan perang melawan "kebudayaan." Hal yang dilakukan Kim jelas punya tujuan khusus, yakni menghentikan informasi dari negara luar.

Khususnya, informasi yang menjelekkan Korut. Karena hal tersebutlah, Kim berusaha menutup semua hal yang berasal dari luar, tak hanya informasi, tetapi juga budaya. Tak ada celah sedikit pun untuk dikonsumsi anak muda Korut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+