KOMPAS.com - Penyekatan kendaraan dilakukan di Jembatan Suramadu, Jawa Timur mulai Minggu (6/6/2021) hingga pengumuman lebih lanjut.
Penyekatan dilakukan terhadap pengendara kendaraan bermotor yang berasal dari wilayah Madura dan hendak memasuki wilayah Surabaya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, selama penyekatan berlangsung, pengendara dari arah Madura diwajibkan menunjukkan hasil tes swab yang masih berlaku.
"Mereka harus menunjukkan bukti swab yang masih berlaku. Kalau tidak ada, kita swab antigen di sini," kata Irvan saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (6/6/2021).
Irvan membenarkan bahwa penyekatan itu diberlakukan, sebagai respons atas meningkatnya kasus Covid-19 di Bangkalan, Madura.
Sebelumnya, informasi mengenai penyekatan di Jembatan Suramadu beredar di media sosial, salah satunya di Twitter, Minggu (6/6/2021) .
Baca juga: Mengenal Jembatan Suramadu dari Masa ke Masa...
Tretan, yang mau ke Surabaya. Urungkan saja niatnya. Exit jembatan Suramadu ada penyekatan wajib Rapid Tes.
— FaiZZ Akhmad (@6275Faisal) June 6, 2021
Macetnya ga tanggung2, sampai setelah Pancang arah Surabaya. @e100ss. Mau masuk Madura juga agak macet. pic.twitter.com/NJn4n2VNZB
12:47
UPDATE Pantauan terkini Penyekatan suramadu masuk Surabayavia @sugihduitpic.twitter.com/18PDTckdVu
— Txt Dari Surabaya (@txtdrsuroboyo) June 6, 2021
Dalam unggahan tersebut, terlihat adanya penumpukan kendaraan dari arah Madura yang hendak menuju ke Surabya.
Baca juga: Kekebalan terhadap Covid-19 Disebutkan Bertahan Bertahun-tahun, Benarkah?
Peningkatan kasus di Bangkalan
Mengutip Kompas TV, Minggu (6/6/2021) lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura membuat manajemen RSUD setempat menutup layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Iya kelihatannya sudah mulai terjadi peningkatan kasus ini setelah liburan panjang, itu yang kami khawatirkan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, Sabtu (5/6/2021).
Herlin mengatakan, RSUD di Bangkalan menutup sementara layanan IGD lantaran ada sejumlah tenaga kesehatan yang dinyatakan positif Covid-19. Bahkan menurutnya, satu orang dokter dilaporkan meninggal dunia.
"Di Bangkalan, terjadi peningkatan kasus, dan benar, direktur RS-nya (mengatakan) karena ada dokter yang meninggal. Lalu, ada beberapa nakes juga terkonfirmasi positif, sehingga mereka mulai hari ini menutup IGD-nya," kata Herlin.
Baca juga: Update, Daftar Zona Merah dan Zona Hijau Covid-19 di Indonesia
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (5/6/2021), kasus kumulatif Covid-19 di Bangkalan, tercatat ada sebanyak 1.754 kasus.
Sebanyak 1.520 pasien dinyatakan pulih, 178 orang dinyatakan meninggal dunia dan sebanyak 56 pasien masih menjalani perawatan.
Herlin mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 ditengarai karena tingginya mobilitas warga saat momen mudik Lebaran beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Selain itu, tingkat kepatuhan masyarakat Bangkalan terhadap protokol kesehatan yang rendah juga disinyalir menjadi salah satu penyebab.
"Kalau kami lacak peningkatan kasus lantaran adanya kegiatan mudik, (Saat tiba) nggak ada gejala, lalu belum bisa terdeteksi karena masih (inkubasi), tapi karena lama di daerah itu berapa hari, tidak disiplin prokes, itu yang menyebabkan," kata Herlin.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Arus Balik Mudik Lebaran, Tes Acak, dan Penerapan Contraflow...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.