Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Virus Corona 2 Juni: 5 Negara dengan Kasus Tertinggi | WHO Setujui Vaksin Sinovac

Kompas.com - 02/06/2021, 08:15 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Rabu (2/6/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 171.895.933 (171 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 154.386.979 (154 juta) pasien telah sembuh, dan 3.575.100 orang meninggal dunia.

Baca juga: WHO: Situasi di India Bisa Terjadi di Mana Saja

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 13.933.854 dengan rincian 13.843.183pasien dengan kondisi ringan dan 90.671 dalam kondisi serius.

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

1. Amerika Serikat: 34.133.740 kasus, 610.377 orang meninggal, total sembuh 27.937.546

2. India: 28.306.883 kasus, 335.114 orang meninggal, total sembuh 26.170.992

3. Brasil: 16.624.480 kasus, 465.199 orang meninggal, total sembuh 15.068.146

4. Perancis: 5.677.172 kasus, 109.662 orang meninggal, total sembuh 5.353.767

5. Turki: 5.256.516 kasus, 47.656 orang meninggal, total sembuh 5.124.081

Baca juga: Update 10 Daerah Zona Merah dan 8 Zona Hijau Covid-19 di Indonesia

Indonesia

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Selasa (1/6/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 4.824. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 1.826.527 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 5.360 orang.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 1.674.479 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 145 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 50.723 orang.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Dugaan Adanya Medan Magnet di Bekas Suntikan Vaksin Covid-19

India

Tangkap layar Reuters memperlihatkan seorang mantan pekerja rumah sakit India, yang tanpa pendidikan medis, menjalankan sebuah klinik kecil tanpa izin di desa Parsaul, sekitar 60 km (40 mil) dari ibu kota New Delhi.ADNAN ABIDI via REUTERS Tangkap layar Reuters memperlihatkan seorang mantan pekerja rumah sakit India, yang tanpa pendidikan medis, menjalankan sebuah klinik kecil tanpa izin di desa Parsaul, sekitar 60 km (40 mil) dari ibu kota New Delhi.

India akan menyiapkan hingga 10 juta dosis vaksin Covid-19 per hari pada Juli dan Agustus, dibandingkan pasokan 3 juta dosis vaksin per hari yang tersedia saat ini.

Dilansir dari Reuters, Selasa (1/6/2021), negara terpadat kedua di dunia itu telah menderita usai wabah yang menghancurkan sejak April, dan baru-baru ini mereda.

Para ahli kesehatan mengatakan, satu-satunya cara untuk mencegah lonjakan kembali Covid-19 adalah vaksinasi massal terhadap 1,3 miliar penduduknya.

"Kami tidak ragu bahwa kami akan dapat meningkatkan kecepatan vaksinasi, begitu pasokan meningkat," kata penasihat pemerintah V K Paul.

Menurut para pejabat, produsen vaksin seperti Serum Institute of India dan Bharat Biotech berusaha keras untuk meningkatkan pasokan, selain pembicaraan yang dilakukan India dengan produsen vaksin asing besar seperti Pfizer Inc.

Baca juga: Saat Puluhan Jenazah Diduga Pasien Covid-19 Dibuang di Sungai Gangga...

WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengesahkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech untuk daftar penggunaan darurat pada Selasa (1/6/2021).

Sebagaimana diberitakan Reuters, hal tersebut membuka jalan bagi vaksin kedua China untuk digunakan di negara-negara miskin.

Masuk ke dalam daftar darurat WHO merupakan sinyal bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran suatu produk.

Baca juga: Rekomendasi WHO untuk Kehamilan dan Kelahiran di Masa Pandemi

Dengan persetujuan itu juga, memungkinkan vaksin Sinovac untuk dimasukkan dalam COVAX, program global yang menyediakan vaksin terutama untuk negara-negara miskin, yang menghadapi masalah pasokan utama karena pembatasan ekspor India.

Panel ahli independen WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka merekomendasikan vaksin Sinovac untuk orang dewasa di atas 18 tahun.

Selengkapnya baca di sini.

Baca juga: Sejumlah Negara Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Covid-19, Mana Saja?

Malaysia

Kementerian Kesehatan Malaysia memproyeksikan, kasus harian di Negeri Jiran bisa mencapai angka 13.000 pada 14 Juni jika masyarakat tidak mematuhi langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (1/6/2021),menurut data pemodelan, kasus harian Covid-19 di Malaysia bakal meningkat tajam pada Juni jika masyarakat tidak mematuhi standar operasional prosedur (SOP).

Jumlah kasus harian Covid-19 di Malaysia mengalami tren peningkatan sejak April tahun ini, mencapai rekor tertinggi dengan mencatat 9.020 infeksi pada 29 Mei, meskipun jumlahnya telah menurun sejak saat itu.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah pada Senin malam mengatakan, Malaysia "belum keluar dari masalah".

"Harap tetap di rumah dan lakukan penguncian diri. Jika Anda perlu menghadiri masalah mendesak, harap patuhi semua SOP. Doakan agar penguncian ini akan meratakan kurva pada waktunya," katanya.

Baca juga: Indonesia sudah Datangkan Vaksin Sinovac, Bagaimana dengan Malaysia?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Besaran Insentif Nakes yang Tangani Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com