Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik 15 Tahun Lumpur Lapindo, Penyebabnya Masih Misterius

Kompas.com - 31/05/2021, 19:27 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada akhir Mei ini, tepatnya pada 29 Mei 2006 berarti sudah 16 tahun berlalu sejak pertama kali Lumpur Lapindo dari tanah wilayah Timur Jawa menyembur. 

Semburan lumpur itu berasal dari Sumur Banjarpanji 1, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur di lokasi pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas, di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Penyebab terjadinya semburan gas disertai lumpur panas hingga kini masih misterius.

Baca juga: Semburan Lumpur Lapindo Masih 30-60.000 Meter Kubik Sehari

Muncul sejak subuh

Dari arsip pemberitaan Harian Kompas (30/5/2006), warga Desa Siring, kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang tinggal 150 meter dari lokasi, mengaku gas mulai muncul sejak pukul 06.00 WIB.

Namun, sesungguhnya lumpur bersuhu 60 derajat celcius dan gas itu mulai menyembur sejak subuh, pukul 04.30 WIB di tengah areal persawahan desa.

Dua warga dilaporkan keracunan akibat mengirup gas yang diketahui mengandung hidrogen sulfida itu.

Kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang ada desa itu pun diliburkan selama 2 hari akibat kejadian ini.

Penyebab masih misterius

Penyebab terjadinya semburan gas disertai lumpur panas hingga kini masih misterius. Informasi yang didapat simpang siur, bahkan bertolak belakang.

Dikutip dari Kompas.id (29/5/2021), seorang mekanik PT Tiga Musim Jaya Mas, kontraktor pengeboran, mengatakan, semburan gas disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran.

Saat di kedalaman 9.000 kaki atau 2.743 meter dan akan diangkat untuk ganti rangkaian, bor tiba-tiba macet. Gas tak bisa keluar melalui saluran fire pit dalam rangkaian pipa bor, dan menekan ke samping, akhirnya keluar ke permukaan melalui rawa.

Pipa selubung

Dari dokumen yang diterima Kompas, yang ditujukan kepada Lapindo Brantas Inc, pada 18 Mei 2006 atau 11 hari sebelum semburan gas, PT Lapindo Brantas sudah diingatkan soal pemasangan casing atau pipa selubung oleh rekanan proyek.

Pipa sudah harus dipasang sebelum pengeboran sampai di formasi Kujung (lapisan tanah yang diduga mengandung gas atau minyak) di kedalaman 2.804 meter.

Baca juga: Pemerintah Terus Tagih Utang Lapindo Senilai Rp 1,91 Triliun

 

Tanggul lumpur Lapindo Sidoarjo yang ambles, Selasa (9/10/2018) sore. Bagian pinggirnya mulai ditimbun tanah.Surabaya.tribunnews.com/M Taufik Tanggul lumpur Lapindo Sidoarjo yang ambles, Selasa (9/10/2018) sore. Bagian pinggirnya mulai ditimbun tanah.

Lapindo sebagai operator proyek belum memasang casing berdiameter 9 5/8 inci pada kedalaman 2.590 meter. Pemasangan casing adalah salah satu rambu keselamatan.

Menanggapi hal itu, Wakil Presiden PT Lapindo Brantas Bidang General Affairs Yuniwati Teryana membuat pernyataan tertulis. Isinya, sesuai dengan program pengeboran yang disetujui, pipa 9 5/8 inci akan dipasang 15-20 kaki (4,5-6 meter) di dalam formasi Kujung, sekitar 8.500 kaki.

Dengan pengalaman pengeboran sumur terdekat, sumur Porong-1, menurut Yuniwati, casing 50 kaki di atas formasi Kujung menimbulkan masalah loss and kick yang sulit diatasi.

”Kedalaman lapisan batuan tidak bisa diprediksi tepat. Karena itu, penentuan kedalaman pipa sangat ditentukan oleh tekanan aktual formasi dan kondisi lubang saat itu,” kata Yuniwati.

Dia menjelaskan, beberapa kali mengecek dan belum juga sampai ke formasi Kujung, pengeboran diteruskan ke 2.667 meter. Formasi Kujung tetap belum ketemu. Survei kedalaman dengan check shot dilakukan di 2.667 meter. Hasilnya tak jelas.

Dari interpretasi seismik, diduga formasi Kujung ada di 2.682 meter, 2.865 meter, bahkan paling mungkin 2.926 meter. Hingga 2.804 meter tetap belum ketemu.

Mempertimbangkan kondisi lubang saat itu, diputuskan terus mengebor hingga menembus formasi Kujung, hingga 2.865 meter—mempertimbangkan kick tolerance pengeboran maksimum.

”Namun, pada 2.833 meter telah terjadi loss,” ujar Yuniwati.

Baca juga: Tenggelam karena Lumpur Lapindo, 4 Desa di Sidoarjo Diusulkan Dihapus

Upaya menghentikan semburan

Perusahaan berupaya untuk menghentikan kebocoran gas yang diduga akibat runtuhnya dinding sumur bagian dalam ini dengan cara menginjeksi lumpur berat ke dalam sumur.

Namun, upaya itu tak mnendatangkan hasil yang optimal. Sumur pengeboran terus menyemburkan material panas dari dalam Bumi.

Lumpur terus dimuntahkan, hingga meluas ke area di sekitarnya.

Mencegah semburan lumpur membanjiri pemukiman warga, dibangun lah tanggul-tanggul penahan dari material tanah yang dikerjakan menggunakan eskavator dan alat-alat berat lainnya.

Lumpur yang tak kunjung berhenti menyembur menyebabkan beberapa kali tanggul mengalami jebol di sana-sini, karena tak kuat menahan tekanan yang ada.

Tak pelak, lumpur yang tertampung pun tumpah menerjang pemukiman warga. Tidak hanya membanjirinya, namun menenggelamkannya.

Salah satu kejadian tanggul jebol terjadi pada 10 Agustus 2006.

Baca juga: 4 Fakta Tanggul Lumpur Lapindo Ambles, Terkendala Volume Air dan Ketakutan Warga

 

Pusat semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Pusat semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

5.680 jiwa mengungsi

Diberitakan Harian Kompas (29/5/2021), tanggul penahan lumpur setinggi 3 meter di Desa Siring jebol sepanjang 15 meter.

Akibatnya, 750 rumah warga tergenang, 5.680 jiwa diungsikan, dan jalur kereta api Surabaya-Malang juga Surabaya-Banyuwangi tertutup.

Hingga saat ini, tidak ada yang bisa memastikan kapan lumpur yang berasal dari kedalaman 2.734 meter itu akan berhenti menyembur.

Mengutip arsip Harian Kompas (19/6/2006), dalam 21 hari kejadian saja sudah 90 hektar lahan yang terdiri dari sawah, tambak, juga permukiman, sudah rerendam lumpur sedalam 1-6 meter.

Ketika itu, General Manager PT Lapindo Brantas, Imam Agustino menyebut setiap harinya, sekitar 5.000 meter kubik lumpur dimuntahkan.

Bagaimana dengan hari ini, ketika lumpur sudah menyembur selama 15 tahun hingga membentuk bagian menyerupai kawah yang aktif mengeluarkan asap, di antara hamparan luapan lumpur yang telah mengering.

Baca juga: Kemenkeu Izinkan Lapindo Bayar Utang Pakai Aset, asal...

Tangkapan layar Google Maps area semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa timurGoogle maps Tangkapan layar Google Maps area semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa timur

Tangkapan layar dari citra Google Maps di atas dapat membantu kita mengetahui seberapa luas area yang telah ditelan oleh lumpur panas ini.

Untuk menangani bencana ini, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggelontorkan anggaran dalam jumlah yang tidak sedikit.

Dikutip dari Kompas.com (8/6/2020), dianggarkan dana sebesar Rp 239,7 miliar untuk penanganan lumpur ini.

Dana itu, di antaranya digunakan untuk optimalisasi pengaliran lumpur ke Kali Porong juga menjaga keandalan tanggul dan infrastruktur penopang lainnya.

Baca juga: Penanganan Lumpur Lapindo Sedot Rp 239,7 Miliar Pada 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com