Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Cenderung Lebih Galak saat Ditegur? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 30/05/2021, 18:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anda pasti pernah ketemu dengan orang yang berbuat salah, tetapi ketika diingatkan justru memberi respons negatif.

Orang tersebut malah merasa emosi, berani, bahkan bersikap agresif kepada orang yang hendak menegur.

Kejadian semacam ini sering ditemui, seperti saat berada di jalan, menagih utang, bahkan hal yang paling simpel, yakni mengantre.

Seperti kejadian di sebuah minimarket, di mana seorang laki-laki berkaos putih terlihat emosi setelah diingatkan untuk tak menyela antrean.

"Ditegor karena nyelak antrian cek, lebih galak yang ditegor yaa zaman sekarang," tulis akun @smart.gram.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by smartgram (@smart.gram)

 

Baca juga: Viral Foto Pemotor Acungkan Jari Tengah ke Rombongan Pesepeda, Ini Kata Komunitas Sepeda

Penjelasan psikolog

Psikolog Rose Mini Agoes Salim memberikan pandangannya terhadap fenomena yang kerap terjadi di masyarakat tersebut.

Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat orang yang melakukan kesalahan justru menjadi naik pitam, ketika ada pihak lain yang menegur kesalahannya.

Alasan pertama adalah rasa tidak nyaman, diingatkan di depan banyak orang.

"Pertama, orang kalau ditegur di depan orang lain, raanya pasti lebih tidak nyaman, malu ya," kata Rose saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/5/2021).

Alasan yang kedua adalah perasaan tidak terima, terlebih jika teguran disampaikan dengan cara yang kurang tepat.

"Kalau kita ditegur orang yang tidak kita kenal, ego kita jadi lebih tinggi keluarnya. Terus merasa 'siapa elu kok ngingetin gue?" bisa seperti itu. Akibatnya, dia merasa terusik,' tutur dosen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

Baca juga: Kemenag Salurkan Bantuan Kuota Internet Gratis, Berikut Rinciannya

Cara menegur yang baik

Peran dari semua pihak diperlukan untuk menghindari situasi semacam itu, termasuk pihak yang akan memberikan teguran.

Rose menyebut, apabila teguran dilakukan dengan cara yang baik, pemilihan nada bicara juga diksi kalimat yang baik, maka respons negatif berupa emosi tak terkendali semacam itu dapat dihindarkan.

"Hal ini sebetulnya bisa dilakukan kalau kita.. tapi kadang-kadang orang yang menegur kan 'Gimana sih lo, antri dong!" itu yang membuat orang naik darah," ia mencontohkan.

"Tapi kalau 'Mohon maaf ya Pak, ini saya sudah duluan. Kalau enggak salah, antri itu harus dari belakang sana Pak, tidak bisa langsung potong dari sini. Terima kasih', kalau informasinya seperti itu, dengan nada datar, mungkin penyampaian kita juga bisa membantu untuk tidak membuat orang itu marah," lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com