Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Dugaan Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Ini Kata Ahli

Kompas.com - 29/05/2021, 07:42 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Foto kilatan cahaya terang yang diduga meteor jatuh di puncak Gunung Merapi viral di media sosial, Jumat (28/5/2021).

Diberitakan Kompas.com, foto itu diambil oleh Gunarto Song, ketika ia berada di Kali Adem, Cangkringan, Yogyakarta, Kamis (27/5/2021).

Dalam foto yang diambil Gunarto, terlihat bahwa kilatan cahaya tersebut berwarna biru kehijauan (cyan).

Namun, Gunarto tidak berani memastikan apakah kilatan cahaya tersebut berasal dari meteor yang jatuh.

"Saya enggak berani pastikan, yang pasti sangan cepat dan terang. Lokasinya di Kali Adem, Cangkringan, malam hari tanggal 27 Mei 2021," kata Gunarto, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (28/5/2021).

Baca juga: Ramai Foto Diduga Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan Lapan

Terekam CCTV BPPTKG

Kilatan cahaya tersebut sempat terekam kamera CCTV milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang ada di sisi timur Merapi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, kamera CCTV yang berada di Deles (sisi timur Gunung Merapi) sempat merekam kilatan cahaya pada 27 Mei 2021 pukul 23.08.10 WIB.

Hanik menyampaikan, meski CCTV merekam cahaya tersebut, tapi tidak ada laporan terdengar suara. Dari data kegempaan Gunung Merapi juga tidak terdapat sinyal yang signifikan.

"Tidak terdapat sinyal yang signifikan dari data kegempaan dan tidak dilaporkan terdengar suara atau terlihat kilatan cahaya dari pos-pos pemantauan Gunung Merapi," kata Hanik, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (28/5/2021).

Namun, Hanik mengatakan, BPPTKG tidak bisa memastikan benda yang terlihat jatuh ke kawah Gunung Merapi karena bukan bagian dari tugasnya.

Terkait Gunung Merapi, BPPTKG diberi tugas untuk memitigasi aktivitasnya. 

Baca juga: Kata BPPTKG soal Foto Cahaya yang Diduga Meteor Jatuh di Puncak Merapi

Lapan: Kemungkinan meteor

Sementara itu, Peneliti Pusat Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emmanuel Sungging mengatakan, kilatan cahaya itu kemungkinan berasal dari meteor yang jatuh.

"Kalau dilihat dari fotonya, sepertinya betul itu meteor," ujar Emmanuel seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (28/5/2021).

Emmanuel mengatakan, benda yang diduga meteor itu memancarkan warna biru kehijauan (cyan) karena membawa kandungan magnesium.

Terkait viralnya penemuan benda bercahaya yang diduga sebagai meteor ini, Emmanuel mengimbau kepada masyarakat, jika menemukan benda tersebut wajib melaporkannya kepada pihak berwajib.

Sementara, pihak Lapan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan tindakan.

"Kalau yang saya tahu, saat ada laporan masyarakat ke pihak berwajib kemudian kami berkoordinasi dengan pihak BNPB (misalnya terkait apabila terjadi bencana) atau bisa ke BAPETEN (jika memang benda jatuh itu berpotensi mengandung radiasi)," katanya lagi.

Lebih lanjut, masyarakat diminta untuk tidak dekat-dekat jika menemukan benda antariksa yang jatuh.

Baca juga: Cerita Pemotret Cahaya Diduga Meteor di Puncak Gunung Merapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com

Terkini Lainnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Mengenal Apa Itu 'Cloud Seeding', Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Mengenal Apa Itu "Cloud Seeding", Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Tren
Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Tren
Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Tren
Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Tren
PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

Tren
Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Tren
Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Tren
Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

Tren
Benarkah Manusia Tidak Dapat Mendengar Suara Ketika di Ruang Angkasa?

Benarkah Manusia Tidak Dapat Mendengar Suara Ketika di Ruang Angkasa?

Tren
6 Potensi Manfaat Sayur Kubis bagi Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol Jahat

6 Potensi Manfaat Sayur Kubis bagi Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Saat Suhu Global Pecahkan Rekor 10 Bulan Berturut-turut...

Saat Suhu Global Pecahkan Rekor 10 Bulan Berturut-turut...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com