Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pria Berbaju Kostrad Peragakan dan Sebut Ada Medan Magnet di Bekas Suntikan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 28/05/2021, 09:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seorang pria berbaju Kostrad sedang memperagakan dan menyebut ada medan magnet di bekas suntikan vaksin Covid-19 viral di media sosial.

Adapun video itu viral setelah diunggah oleh akun Instagram @cetul.22 pada Kamis (27/5/2021).

Pria berkumis tersebut merasa penasaran apakah benar ada medan magnet yang muncul setelah menerima suntikan vaksin Covid-19.

Baca juga: Ramai Video Pria Disuntik Jarum Kosong Saat Vaksinasi, Ini Penjelasan Kemenkes

Dia pun coba membuktikan hal itu dengan menggunakan alat bantu berupa uang koin logam Rp 1.000.

Uang logam itu ia letakkan di bekas suntikan vaksin sembari berkata uang tersebut telah menempel.

Berikut narasi yang diucapkan pria tersebut seperti dalam videonya:

"Assalamualakum, selamat malam, salam sejahtera dan salam sehat selalu untuk kita semua di manapun kalian berada.

Divideo-video yang kita lihat, abis divaksin katanya ada magnet setelah divaksin. Nah sekarang saya akan membuktikan sendiri ada tidaknya magent di bekas suntikan itu.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Nah sekarang saya buktikan, ini bekas suntikan saya masih ada, kemudian saya siapkan uang logam Rp 1.000 saya letakan di bekas suntikan, dan saya lepas saja nah dia nempel.

Ternyata benar, ada daya tarik saat mendekat ke tubuh kita. Jadi bukan hoaks, tetapi ternyata benar.

Kita tidak tahu apa maksud dan tujuannya ini, semoga kita selalu sehat walafiat selalu. Terima kasih, Assalamualakum."

Baca juga: Ramai soal Lempengan Besi di Tabung Elpiji 3 Kg, Begini Kata Pertamina

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh cetul.22 (@cetul.22)

Hingga Kamis (27/5/2021) malam, video tersebut telah dilihat lebih dari 12.500 kali oleh sesama warganet di Instagram.

Baca juga: Video Viral Pria Disuntik Jarum Kosong Saat Vaksinasi, Lokasinya Bukan di Indonesia

Lantas, bagaimana penjelasannya?

Bukan anggota Kostrad

Lantaran pria tersebut memakai kaus berlogo Kostrad, Kompas.com coba mengonfirmasi hal itu kepada Kepala Penerangan (Kapen) Kostrad, Kolonel Inf Haryantana.

Secara tegas, ia menyatakan bahwa pria tersebut bukanlah anggota Kostrad.

"Setelah dilakanakan pengecekan ke jajaran, bahwa oknum tersebut bukan anggota Kostrad," ujar Haryantana saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/5/2021) malam.

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2021, Bagaimana dengan Indonesia?

Senada dengan Haryantana, Ws. (Wakil Sementara) Perwira Penerangan Divif 2 Kostrad, Lettu Arh Adi Surya Pamungkas juga menegaskan hal yang sama.

"Kami sampaikan informasi bahwa anggota tersebut bukan anggota Kostrad dan bukan merupakan tentara aktif/pensiun dini. Saat ini hal tersebut sedang ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/5/2021) malam.

Baca juga: Video Viral Lamborghini Blusukan ke Jalanan Kampung di Lamongan, Bagaimana Ceritanya?

Anggota Polsuska

Beredar kabar bahwa pria tersebut merupakan anggota polisi khusus kereta api (Polsuska) yang berdinas di Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya.

Saat dikonfirmasi, Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif membenarkan adanya informasi tersebut.

Luqman pun menyampaikan beberapa hal menanggapi hal itu.

"Pertama, kami tadi koordinasi dengan pimpinan Daop 8, memang yang bersangkutan itu anggota Polsuska Daop 8 Surabaya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (27/5/2021) malam.

Kedua, lanjutnya, PT KAI sangat menyesalkan atas tindakan yang telah dilakukan oleh yang bersangkutan.

Baca juga: Ramai soal Pencairan BLT UMKM Rp 1,2 Juta untuk Tahap 3, Apa Kata Kemenkop?

Opini pribadi

Menurut Luqman, hal itu merupakan opini pribadi.

"Itu kan opini pribadi ya yang disampaikan ke medsos, dia itu enggak punya kapabilitas dan kemampuan di bidang medis," tuturnya.

"Itu keluar dari opini pribadi dia aja gitu kan, enggak ada kaitannya dengan dinas," tambah Luqman.

Ketiga, PT KAI juga telah meminta kepada yang bersangkutan untuk menghapus postingannya tersebut.

"Dan keempat, akan ada pembinaan internal dari kami, supaya ke depannya kalau menyampaikan opini harus hati-hati, biar jadi pembelajaran dia ke depannya," pungkas Luqman.

Baca juga: Viral Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol, Ini Penjelasan PT KAI

Penjelasan Kemenkes

Sementara itu, saat dikonfirmasi secara terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa apa yang ada di dalam video itu tidak benar.

"Ini hoax ya," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/5/2021) malam.

Dia menjelaskan, vaksin mengandung bahan aktif dan non aktif, di mana bahan aktif berisi antigen dan bahan non aktif berisi zat untuk menstabilkan, menjaga kualitas vaksin agar saat disuntikan masih baik.

Adapun jumlah cairan yang disuntikan hanya 0,5 cc dan akan segera menyebar ke seluruh jaringan sekitar.

"Sehingga tidak ada carian yang akan tersisa di tempat bekas suntikan," tegas dia.

Baca juga: Sejumlah Negara Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Covid-19, Mana Saja?

Disebabkan oleh keringat

Menurutnya, logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembab biasanya disebabkan oleh keringat.

"Pecahan uang logam Rp 1.000 terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan logam yang bisa menempel karena daya magnet," terangnya.

Berikutnya, lanjut Nadia, telah ada klarifikasi dari BBC bahwa informasi tersebut adalah tidak benar.

Baca juga: Tanggapan Pertamina soal Video Viral Pria Marah-marah di SPBU Saat Petugas Shalat Jumat

Dilansir dari Antara, 24 Mei 2021, ahli fisika dari National High Magnetic Field Laboratory Amerika Serikat Eric Palm menegaskan tidak mungkin ada microchip magnetis yang terbawa dalam suntikan vaksin Covid-19.

Dia menjelaskan, ukuran jarum vaksin yang sangat kecil, yakni sepersekian milimeter, hanya akan mampu membawa partikel magnetis dengan kadar yang sangat rendah.

"Bahkan jika Anda menyuntikkan partikel yang sangat magnetis, ukurannya akan sangat kecil, sehingga tidak akan ada kekuatan yang cukup untuk benar-benar menahan magnet yang menempel di kulit Anda," kata Palm sebagaimana dilansir dari laporan BBC.

Palm turut memaparkan, koin dapat dengan mudah menempel di kulit karena ada minyak dan tegangan yang terkait dengan permukaan benda tersebut.

"Koin bahkan mudah menempel di dahi, seperti yang sering kita lakukan saat kecil," kata dia.

 Baca juga: Bukan Uang Koin Rp 1.000 Kelapa Sawit, Berikut 10 Koin Paling Mahal di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com