Sebelumnya, pelumpuran sempat mematikan Juwana, yang dua abad lalu merupakan bandar dan pusat industri galangan kapal pantai utara Jawa, selain Rembang dan Lasem.
Dengan ramainya kapal ke Sungai Juwana setelah pengerukan itu, industri pengolahan ikan pindang pun marak.
"Pernah dalam setahun omzet tangkapan nelayan di sini mencapai Rp 140 miliar," kata Saryani.
Baca juga: Video Viral Pria Disuntik Jarum Kosong Saat Vaksinasi, Lokasinya Bukan di Indonesia
Zuhdi, salah seorang nelayan Bendar, menuturkan, rahasia kesuksesan nelayan di kampungnya adalah sifat pantang menyerah yang mereka miliki. Nelayan Bendar juga tidak berfoya-foya.
"Sejak dari menjadi ABK (anak buah kapal), kami berhemat agar dapat membeli kapal sendiri," ujar Zuhdi.
Sikap pantang menyerah itu juga telah dilakoni oleh Zuhdi. Lelaki yang tak tamat sekolah dasar itu hanya bisa tanda tangan, tetapi tak bisa baca tulis.
Zuhdi mesti memulai dari nol. Bermula dari tukang bersih lantai kapal, pada 2008 dia memiliki lima unit kapal, dan berhasil membangun dua rumah mewah bertingkat untuk dua anaknya.
Zuhdi menambahkan, ekonomi nelayan juga ditopang peran perempuan yang ikut bekerja.
"Mereka yang biasa menjual hasil tangkapan. Sisanya diolah menjadi ikan pindang," kata Zuhdi.
Hubungan kekerabatan juga sangat kental di Bendar. Nakhoda dan kepala kamar mesin rata-rata memiliki hubungan saudara dengan pemilik kapal.
Selain itu, nakhoda dan krunya kebanyakan memiliki saham di kapal yang mereka operasikan. Nelayan Bendar juga menerapkan sistem bagi hasil.
Bambang Wicaksana, seorang nelayan Bendar jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM), menuturkan, dengan sistem tersebut, tak ada lagi kemiskinan struktural di Bendar.
"Dengan hubungan kekerabatan ini dan pembagian saham, kemungkinan penjualan hasil tangkapan di tengah laut jadi tipis. Kita kerja saling percaya," ujar Bambang.
Baca juga: Foto Viral Truk Umbrella Corporation Dikaitkan Vaksin dan Zombie, Apa Sebenarnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.