Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Hamas Dapat Menembus Iron Dome Israel?

Kompas.com - 18/05/2021, 20:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel dipertanyakan, setelah lima warganya tewas akibat serangan roket.

Sistem yang menurut para pejabat Israel memiliki tingkat intersepsi 90 persen itu telah melindungi banyak nyawa di Tel Aviv, Ashkelon, dan kota-kota lain yang menjadi titik fokus bagi Hamas.

Namun, sumber intelejen telah memperingatkan bahwa Hamas telah meningkatkan persenjataannya secara signifikan, sehingga mampu menembus "perisai besi" Israel.

"Iron Dome selalu memiliki kelemahan," tulis analisis intelijen, terorisme, dan hukum Jerusalem Post Yonah Jeremy Bob, dikutip dari Telegraph.

Kendati demikian, Bob menyebut kondisi itu bukan berarti Iron Dome tak lagi efektif.

"Jika Hamas memiliki lebih banyak roket jarak jauh, ini dapat berdampak pada rencana Israel untuk pertempuran ini dan terutama pertanyaan tentang berapa lama itu akan berlangsung," kata dia.

Skala serangan roket minggu ini belum pernah terjadi sebelumnya, dengan sekitar seribu rudal ditembakkan pada jarak yang lebih jauh untuk menantang kemampuan sistem Iron Dome.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan


Iron dome

Diperkenalkan 10 tahun lalu, sistem Iron Dome dikembangkan oleh dua perusahaan pertahanan Israel dengan bantuan keuangan dan teknis dari Amerika Serikat.

Iron Dome dirancang untuk mencegat roket dan mortir jarak pendek dengan menggunakan sistem deteksi radar, kemudian menembakkan roket ke udara untuk menghancurkan rudal yang masuk.

Militer Israel telah mengerahkan 10 sistem Iron Dome di seluruh negeri dan memuji sistem tersebut karena mampu mengurangi korban dari serangan roket.

"Jumlah orang Israel yang tewas dan terluka akan jauh lebih tinggi jika bukan karena Iron Dome Israel, yang telah menjadi penyelamat," kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus.

Intensitas tembakan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya menandai taktik baru Hamas untuk mencoba menguasai sistem Kubah Besi.

Baca juga: Mengapa Negara Arab Kini Banyak Diam dalam Konflik Israel-Palestina?

Sejak konflik besar terakhir pada 2014, para militan telah meningkatkan jumlah persenjataan dan kemampuan roket mereka.

"Menurut perkiraan kami, kami berbicara tentang antara 20.000 dan 30.000 roket di Gaza hari ini, roket dan mortir," kata Letkol Conricus.

"Mereka memiliki persenjataan roket canggih, saya pikir itu setara dengan kemampuan menembak beberapa negara kecil Eropa," sambung dia.

Seperti diketahui, aksi saling serang terus dilancarkan oleh Israel dan Hamas dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, sejumlah bangunan hancur dan korban meninggal dunia mencapai ratusan jiwa.

Memanasnya kembali suhu konflik Israel-Palestini ini telah muncul sejak Ramadhan lalu yang dipicu oleh berbagai faktor.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina, Menlu Pastikan Indonesia Dukung Perjuangan Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com