Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Antigen Bekas yang Berujung Pemecatan Seluruh Direksi Kimia Farma Diagnostika

Kompas.com - 17/05/2021, 07:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Dia mengatakan, konsumen yang akan melakukan perjalanan udara didaftarkan untuk mengikuti tes swab antigen dengan menggunakan stik yang sudah didaur ulang.

"Selanjutnya, apakah dia (konsumen) reaktif atau tidak, kembali kepada mereka yang melaksanakan tes swab tersebut. Dari hasil pengungkapan yang dilakukan oleh teman-teman jajaran Ditreskrimsus Polda Sumut, kegiatan ini atau daur ulang ini sudah dilakukan oleh pelaku sejak bulan Desember tahun 2020," kata Panca.

Membahayakan kesehatan masyarakat

Terungkapnya kasus antigen bekas segera menyedot perhatian publik. Apalagi, kasus ini menyangkut kesehatan masyarakat Indonesia yang masih dilanda pandemi Covid-19.

Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, penggunaan alat tes rapid antigen bekas pakai tersebut mengancam keselamatan dan keamanan konsumen.

"Sungguh keji, kasus pemalsuan rapid test antigen. Ini bukan hanya merugikan hak konsumen, tetapi mengancam keamanan dan keselamatan konsumen," kata Tulus, seperti diberitakan Kompas.com, 30 April 2021.

YLKI juga menyarankan kepada Kepolisian agar mengawasi serta memeriksa lokasi yang lemah pengawasan. Pasalnya, kata Tulus, di level bandara saja bisa terjadi aksi pemalsuan alat tes Covid-19 yang dilakukan oleh oknum pegawai di PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ditemukannya dugaan penggunaan alat rapid test bekas atau daur ulang diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi penyedia layanan.

Nadia mengatakan, daur ulang alat rapid test antigan itu dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dan melanggar etika profesi. Ia menegaskan, Kemenkes akan mendukung segala proses hukum yang dilakukan pihak kepolisian.

Ia juga mendorong adanya pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah daerah agar kejadian serupa tidak terulang.

"Kami mendorong pengawasan dari Pemda lebih ketat lagi dan kedua masyarakat lebih berhati-hati," ujar Nadia, seperti diberitakan Kompas.com, 29 April 2021. 

Untuk mengetahui alat test antigen baru atau daur ulang, Nadia menyebutkan, cukup dengan melihat apakah alat itu diambil dari kemasan atau tidak.

"Biasanya petugas selalu mengambil atau membuka alat tersebut dari kemasan," jelas dia.

(Sumber: Kompas.com/Kontributor Medan, Dewantoro, Ade Miranti Karunia, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: David Olivier Purba, Aprilia Ika, Yoga Sukmana, Inggried Dwi Wedhaswary)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com