Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Dilarang, Tempat Wisata Dibuka, dan Akhirnya Ditutup Lagi...

Kompas.com - 16/05/2021, 14:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak sebelum Lebaran, keputusan pemerintah tak menetapkan penutupan lokasi wisata menjadi sorotan.

Sementara, larangan mudik diberlakukan pada 6-17 Mei 2021. Kebijakan ini ditetapkan untuk nencegah penyebaran virus corona.

Mudik yang merupakan mobilitas manusia dalam jumlah besar dikhawatirkan dapat menjadi media penularan virus corona dalam skala masif.

Dibukanya tempat wisata dimanfaatkan warga sejak hari kedua Idul Fitri, Jumat (14/5/2021) dan Sabtu (15/5/2021).

Baca juga: Mudik Dilarang tapi Tempat Wisata Dibuka, Ini Penjelasan Satgas Penanganan Covid-19

Sejumlah tempat wisata terpantau penuh sesak oleh pengunjung, yang tak menjaga jarak, dan bahkan tak mengenakan masker.

Foto-foto yang memperlihatkan kepadatan sejumlah objek wisata selama masa libur Lebaran bertebaran di media sosial. 

Pembukaan tempat wisata kontraproduktif

Sebelumnya, para ahli kesehatan terutama epidemiolog, telah mengingatkan bahwa pembukaan tempat wisata pada masa libur Lebaran adalah kebijakan yang kontraproduktif terhadap upaya pencegahan penularan virus corona.

Diberitakan Kompas.com, 24 April 2021, epidemiolog Universitas Gadjah Mada Bayu Satria Wiratama mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah melarang mudik Lebaran.

Akan tetapi, membuka lokasi wisata penuh dengan risiko.

“Hanya saja langkah untuk tetap membuka wisata itu penuh risiko juga,” kata Bayu.

Baca juga: Mudik Dilarang tapi Tempat Wisata Dibuka, Ini Penjelasan Satgas Penanganan Covid-19

Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, pemerintah daerah sebaiknya memastikan tempat wisata yang dibuka menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Jika ada yang tidak disiplin maka ada sanksi penutupan,” kata Dicky, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Dia mengingatkan, peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara yang melakukan pelonggaran tempat wisata, jangan sampai terulang di Indonesia.

Selain itu, jika upaya pengendalian tempat wisata tidak dilakukan dengan benar maka dikhawatirkan dapat muncul superspreader event, yang kemudian melahirkan superstrain virus corona.

Sebagaimana diketahui, superstrain virus corona berkontribusi terhadap tingkat keparahan pandemi Covid-19, seperti yang terjadi di India.

Harapan agar situasi Covid-19 di Indonesia pasca-Lebaran tak seperti India, terus disuarakan. Diharapkan, masyarakat sama-sama menahan diri untuk tak berada dalam kerumunan.

Pemprov DKI Jakarta menutup tempat wisata

Kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol, tepatnya di Pantai Timur, ramai dikunjungi wisatawan pada hari pertama Idul Fitri, Kamis (13/5/2021).KOMPAS.com/ IRA GITA Kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol, tepatnya di Pantai Timur, ramai dikunjungi wisatawan pada hari pertama Idul Fitri, Kamis (13/5/2021).
Merespons kepadatan wisatawan yang berkunjung saat libur Lebaran, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya tutup sementara bagi para wisatawan pada 16-17 Mei 2021.

Keputusan tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Humas TMII, Adi Wibowo. Ia mengatakan bahwa para pengunjung bisa berwisata kembali di TMII pada Selasa (18/5/2021).

"Iya betul. Kita tutup mulai besok (16/5/2021) sampai 17 Mei 2021. Kita ikuti kebijakan pemerintah yang ada," kata Adi saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Sabtu (15/5/2021).

Penutupan tersebut merujuk pada Surat Edaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Nomor 1790/-1.858.2 yang diterbitkan Sabtu (15/5/2021).

Selain TMII, surat tersebut juga menyertakan dua tempat wisata lain, yaitu Ancol dan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) untuk ditutup.

Dalam surat tersebut tertulis, keputusan penutupan sementara ini berdasarkan hasil evaluasi peningkatan pengunjung pada tanggal 14-15 Mei 2021 di kawasan wisata DKI Jakarta.

Pemprov Jabar menutup akses menuju objek wisata

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan untuk menutup akses menuju objek wisata di Pangandaran dan Ciwidey.

Instruksi tersebut dikeluarkan merespons keramaian wisatawan yang memadati obyek wisata di kawasan tersebut selama libur Lebaran.

"Pangandaran dan akses ke Ciwidey disepakati ditutup untuk wisatawan," kata Emil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (15/5/2021).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan, penutupan objek wisata itu karena adanya lonjakan jumlah pengunjung.

Dia menyebutkan, penutupan itu mulai berlaku pada Minggu (16/5/2021) pukul 00.00 WIB. Jalur penyekatan juga meliputi Kawasan Kalipucang dan pintu masuk Pantai Pangandaran.

"Penutupan tempat wisata Batu Karas dimulai pukul 00.00 WIB sekarang, sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Dalam rapat juga sudah diputuskan akan ada penyekatan di kawasan Kalipucang dan di gate Pangandaran secara ketat, ini sekaligus untuk mengontrol kedatangan wisatawan juga," kata Dedi.

Dedi menuturkan, dari hasil laporan dan pantauan di sejumlah tempat pariwisata, khususnya di Pantai Batu Karas Pangandaran, diketahui terjadi peningkatan wisatawan secara signifikan pada obyek wisata tersebut.

Bahkan, tak sedikit pengunjung abai dengan protokol kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com