Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kekenyangan Tidak Baik bagi Kesehatan

Kompas.com - 13/05/2021, 20:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Idul Fitri sudah tiba, segenap umat Islam bersuka cita menyambut Hari Kemenangan ini.

Banyak dari mereka yang menyiapkan aneka kudapan makanan. Mulai dari makanan berat, kue-kue kecil, minuman aneka jenis, dan sebagainya.

Di hari itu, Muslim yang sebelumnya berpuasa selama sebulan penuh pun sudah bisa bebas makan dan minum.

Baca juga: Aturan dan Keutamaan Puasa Syawal bagi Seorang Muslim

Tak jarang, hari pertama tidak berpuasa membuat kita lupa diri dan makan terlalu banyak makanan tanpa disadari.

Makan opor di rumah, kue nastar di tempat saudara, minuman bersoda di rumah tetangga, dan seterusnya, hingga akhirnya tak terhitung lagi berapa jumlah makanan dan minuman yang telah diasup selama berhari raya.

Padahal, kita mengenal ada pepatah yang mengatakan "MakanLah sebelum lapar, dan berhentilah sebelum kenyang".

Baca juga: Ini Manfaat Puasa di Bulan Syawal untuk Kesehatan

Dalam Islam pun, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda agar kita tidak berlebihan dalam makan.

"Tidak ah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukup lah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas".

Baca juga: Hukum dan Keutamaan Puasa Syawal yang Perlu Diketahui

Lalu, bagaimana dari segi kesehatan memandang hal ini? Apa kerugian atau efek buruk yang akan didapatkan seseorang jika terlalu banyak makan?

Dokter sekaligus ahli gizi komunitas Tan Shot Yen menjelaskan, mengapa terlalu banyak makan justru akan memberi dampak buruk bagi kondisi fisik seseorang.

"Rasa kenyang itu ditimbulkan (oleh) hormon leptin. Leptin dikeluarkan jaringan lemak, (hormon ini) memberi tahu otak untuk menghambat rasa lapar. Istilahnya 'Sudah ya, stop makan!'" kata dr Tan, Rabu (12/5/2021).

Dalam kondisi ini, hormon dopamin yang menstimulas rasa puas, cukup terpantik.

Baca juga: 5 Resep Minuman dari Kurma, Sajian Khas Ramadhan

Sebaliknya, apabila terlalu banyak makan hingga kekenyangan, maka hormon kepuasan ini akan terstimulasi secara berlebihan.

"Kalau makan ngoyo bablas, maka dopamin akan over stimulated. Ciri-ciri orang yang makan sampai kekenyangan dengan over stimulated dopamin adalah (timbul) rasa gelisah, susah tidur, energi berlebihan, dan susah fokus," jelas dia.

Untuk itu, mari kita kontrol jumlah asupan makanan dan minuman kita saat bersuka cita merayakan Hari Raya.

Baca juga: 8 Aturan Khusus pada Perayaan Lebaran 2021 di Tengah Pandemi Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Makanan yang Berubah Menjadi Racun bila Dipanaskan Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com