Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Badai Sitokin Setelah Sembuh Covid-19, Apa yang Perlu Diketahui?

Kompas.com - 09/05/2021, 10:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suami artis peran Joana Alexandra, Raditya Oloan, meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021), setelah sempat positif Covid-19 dan sudah dinyatakan sembuh.

Radiya menjalani perawatan di rumah sakit setelah positif Covid-19, kemudian ia dinyatakan sembuh, tetapi masih dirawat karena penyakit komorbid yang dideritanya.

Saat dirawat, Radit telah sempat diperbolehkan pulang. Namun, dokter menyatakan, Raditya mengalami kondisi badai sitokin yang menyebabkan dirinya mengalami hiper-inflamasi di seluruh tubuhnya.

Kondisi Radit  terus menurun hingga akhirnya dirawat kembali selama 3 hari dan meninggal dunia.

Baca juga: [HOAKS] Foto Hasil CT Scan Paru-paru Pasien Covid-19 yang Divaksin

Apa itu badai sitokin? Mengapa pasien yang sembuh Covid-19 dapat mengalaminya? 

Mengutip New Scientist, badai sitokin merupakan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh pada penyakit seperti Covid-19 maupun influenza.

Sitokin merupakan protein kecil yang dilepaskan banyak sel berbeda dalam tubuh termasuk pada sistem kekebalan yang mengoordinasikan respons tubuh untuk melawan infeksi dan memicu peradangan.

Istilah sitokin berasal dari kata Yunani yakni sel (cyto) dan gerakan (kinos).

Badai sitokin adalah komplikasi umum dari Covid-19 dan flu, tetapi juga pada penyakit pernapasan lain yang disebabkan oleh virus corona seperti SARS dan MERS.

Kondisi ini juga terkait dengan penyakit non-infeksi seperti multiple sclerosis dan pankreatitis.

Badai sitokin dikenal luas saat pandemi virus flu H5N1 pada tahun 2005, ketika kematian tinggi dikaitkan dengan respons sitokin yang tak terkendali.

Baca juga: 24 Pasien Covid-19 di India Tewas Diduga Kekurangan Oksigen

Yang perlu diketahui soal badai sitokin

Sementara itu, dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata, menjelaskan, definisi sederhana dari badai sitokin adalah reaksi imun berat di mana tubuh memproduksi dan melepaskan sitokin ke darah dengan sangat cepat dan banyak.

"Jadi nanti sesuai alurnya karena sitokin banyak, jadi respons sel imun juga akan jadi masif," ujar Adam saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/5/2021).

Karena banyaknya sitokin, kemudian timbul reaksi inflamasi hebat pada tubuh.

Adam memaparkan, menurut penelitian, sebanyak 29,4 persen pasien Covid-19 yang pernah dirawat inap dan sembuh akan menjalani rawat inap ulang dalam 5 bulan akibat Long Covid.

Hal ini bisa terjadi pada orang berusia kurang dari 70 tahun dengan risiko 4,6 kali lebih tinggi.

Sementara, pada orang berusia lebih dari 70 tahun, memiliki risiko 10,5 kali lebih tinggi.

Kondisi perburukan setelah seseorang dinyatakan sembuh dari Covid-19, maupun adanya gejala 'long covid', menurut Adam, bisa terjadi karena badai sitokin, atau akibat munculnya auto imun pada pasien Covid-19 yang terbentuk autoantibodi pada tubuhnya.

Terkait badai sitokin, kondisi ini bisa terjadi pada penderita Covid-19 baik yang sedang rawat inap, maupun yang sudah sembuh.

Untuk menghindari kondisi memburuk setelah seseorang dinyatakan sembuh dari Covid-19, Adam mengingatkan, agar tetap waspada meski telah dinyatakan sembuh.  

"Konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat bila gejala tidak membaik atau bahkan memburuk," ujar dia.

Hubungi fasilitas kesehatan jika mengalami kondisi seperti ini:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada, berdebar
  • Lemah sebelah, tidak sadar
  • Nyeri kepala hebat
  • Kondisi gawat darurat lainnya.

Baca juga: Studi: Pasien Covid-19 Gejala Ringan Berpotensi Alami Gejala Baru Setelah Pulih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Mobil Seruduk Gerobak PKL di Pasar Klewer Solo, Sopir Diduga Meninggal Saat Menyetir

Ramai soal Mobil Seruduk Gerobak PKL di Pasar Klewer Solo, Sopir Diduga Meninggal Saat Menyetir

Tren
Daftar Rudal Balistik yang Dimiliki Iran dan Israel

Daftar Rudal Balistik yang Dimiliki Iran dan Israel

Tren
Apakah Terlambat 1 Hari Membayar BPJS Kesehatan Terkena Denda? Ini Penjelasannya

Apakah Terlambat 1 Hari Membayar BPJS Kesehatan Terkena Denda? Ini Penjelasannya

Tren
Mengenal Isfahan, Kota Bersejarah yang Jadi Target Serangan Israel ke Iran

Mengenal Isfahan, Kota Bersejarah yang Jadi Target Serangan Israel ke Iran

Tren
7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

Tren
Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com