Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Hangat Pekan Ini soal Isu Babi Ngepet, Dikomentari Ilmuwan hingga Penyebarnya Diusir

Kompas.com - 08/05/2021, 08:15 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Isu pesugihan babi ngepet menjadi berita hangat pekan ini di Kompas.com.

Isu itu muncul setelah warga menangkap seekor babi di Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Isu itu lantas berbuntut panjang hingga mengegerakan jagat maya.

Babi yang ditangkap itu teryata rekayasa. Babi itu dibeli seorang warga berinisial AI secara online dengan harga Rp 900.000. AI kemudian membuat rekayasa jahat bersama 9 temannya bahwa ia menangkap babi ngepet.

Motifnya adalah agar ia dan teman-temannya bisa terkenal di kampung. Niat itu muncul setelah ia mendengar keluhan warga soal hilangnya uang Rp 1 juta hingga Rp 1 juta.

Baca juga: 6 Fakta di Balik Rekayasa Isu Babi Ngepet di Depok, Pelaku Tokoh Masyarakat yang Ingin Terkenal

Polisi selanjutnya melakukan pendalaman hingga menangkap seorang wanita bernama Wati. Perempuan itu ikut memperkuat soal isu babi ngepet dengan menuding tetangganya melakukan pesugihan babi ngepet.

Awalnya, Wati yang membuka usaha pengobatan tradisional di Kabupaten Bogor mendatangi lokasi penemuan babi. Ia menuding tetanggana memiliki pesugihan babi ngepet.

Selanjutnya, isu itu juga dikomentari peneliti dari LIPI, Taufik Purna Nugraha terkait perubahan tubuh babi ngepet yang mengecil.

Berikut berita-berita babi ngepet yang menjadi isu hangat pekan ini.

1. Komentar ilmuwan soal babi ngepet

Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Taufik Purna Nugraha menjelaskan, tidak menutup kemungkinan seekor babi bisa mengalami perubahan ukuran tubuh, termasuk mengecil.

Akan tetapi, perubahan ukuran itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, apalagi hanya dalam hitungan jam.

"Kalau secara ilmiah tidak mungkin (babi mengecil dalam hitungan jam)," kata Opik, sapaan akrab Taufik, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Selengkapnya baca: Ramai Diduga Babi Ngepet di Depok Disebutkan Ukurannya Mengecil, Ini Kata Peneliti LIPI

2. Mitos babi ngepet

Warga Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat dihebohkan dengan temuan babi hutan yang diklaim sebagai "babi ngepet", Selasa (27/4/2021).

Binatang malang itu kemudian dituduh sebagai biang keladi di balik pengakuan hilangnya sejumlah uang yang dialami warga setempat. Kemudian babi itu disembelih dan dikubur.

Lantas, bagaimana mitos "babi ngepet" bermula serta selalu berkaitan dengan pesugihan dan soal-soal uang?

Selengkapnya baca: "Mitos Babi Ngepet, Adakah Hubungannya dengan Sejarah Celengan Babi?"

3. Isu babi ngepet rekayasa, pelaku ditangkap

Kabar penangkapan babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, beberapa hari lalu kini telah dipastikan sebagai rekayasa.
"Semuanya yang sudah viral tiga hari sebelumnya adalah hoaks, itu berita bohong," kata Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar, Kamis (29/4/2021).

Imran menjelaskan, rekayasa dimulai ketika di permukiman itu, beberapa warga mengeluh uangnya hilang Rp 1 juta-Rp 2 juta.

Selengkapnya baca: "Isu Babi Ngepet di Depok Hasil Rekayasa, Polisi Tangkap Pelaku"

4. Motif pelaku rekayasa babi ngepet

Isu babi ngepet yang ditangkap warga Bedahan, Sawangan, Depok, yang belakangan viral di media sosial, dipastikan sebagai hoaks alias rekayasa. Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar menguak motif tersangka berinisial AI (44), yang kini sudah ditangkap polisi. "Tujuan mereka adalah supaya lebih terkenal di kampungnya," kata Imran kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Selengkapnya baca: "Motif Pelaku Rekayasa Isu Babi Ngepet di Depok: Supaya Terkenal"

5. Pelaku rekayasa babi ngepet sejak Maret

Polisi sudah menangkap AI (44), tersangka kasus hoaks babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat, yang viral belakangan ini.

Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar menyatakan bahwa rekayasa ini telah direncanakan oleh AI sejak bulan lalu.

"Berawal dengan adanya cerita masyarakat sekitar merasa kehilangan uang, ada Rp 1 juta, ada Rp 2 juta. Mereka mengarang cerita dari kehilangan itu dari bulan Maret, jadi ada kurang lebih 1 bulan," jelas Imran kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Selengkapnya baca: "Hoaks Babi Ngepet di Depok Direncanakan Pelaku sejak Maret"

6. Pelaku rekayasa minta maaf

AI (44), tersangka penyebar hoaks babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat, meminta maaf kepada publik atas perbuatannya. Ia kini ditahan Polres Metro Depok.

"Saya pertama mau mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kejadian pada hari Selasa yang viral itu, babi ngepet, adalah berita hoaks atau berita bohong, berita yang kami rekayasa," kata AI kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Selengkapnya baca: "Tersangka Rekayasa Isu Babi Ngepet di Depok Mengaku Khilaf dan Meminta Maaf"

7. Penyebab masyarakat masih percaya babi ngepet

Hoaks babi ngepet di Depok menyebabkan kehebohan masyarakat di Indonesia, bahkan menjadi perbincangan hangat di antara warganet di media sosial.

Bagi sebagian besar masyarakat masih percaya pada hal tahyul seperti pesugihan babi ngepet.

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (29/4/2021), isu babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat beberapa hari lalu, telah dipastikan sebagai rekayasa. "Semua yang sudah viral tiga hari sebelumnya adalah hoaks, itu berita bohong," kata Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar.

Selengkapnya baca: "Hoaks Babi Ngepet di Depok, Kenapa Masyarakat Masih Percaya?"

8. Tudingan babi ngepet sebabkan Wati diusir

Isu babi ngepet di Depok, Jawa Barat yang ternyata adalah rekayasa berbuntut panjang.

Seorang ibu di Kampung Baru, Desa Ragajaya, Bojonggede, Kabupaten Bogor bernama Wati diusir oleh warga lantaran ikut menuding tetangganya menggunakan pesugihan babi ngepet.

Selengkapnya baca: "Tuding Tetangga Punya Pesugihan Babi Ngepet, Wati Diusir Meski Telah Minta Maaf"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com