Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2021, 07:05 WIB
Penulis Tim Cek Fakta
|
EditorTim Cek Fakta
hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Facebook membagikan informasi dengan klaim ditemukan banyak ranjau China di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Disebutkan bahwa temuan ranjau-ranjau itu berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan oleh pesawat P-8 Poseidon Amerika Serikat.

Saat dikonfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, TNI AL menyatakan narasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi tersebut salah satunya diunggah oleh akun Sarah Amelia di Facebook pada 27 April dengan mengutip unggahan Twitter dari akun @plato_ids.

Berikut isi unggahannya:

Saat ini petinggi TNI digegerkan dengan temuan banyaknya ranjau bawah laut di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala 402 | Hasil pantauan pesawat intai Poseidon P-8 Amerika simpulkan ranjau tersebut ditanam angkatan laut komunis China | Laut Indonesia sudah jebol | *infovalid

Tangkapan layar unggahan hoaks berisi narasi adanya ranjau di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402 Tangkapan layar unggahan hoaks berisi narasi adanya ranjau di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402
Narasi serupa juga diunggah oleh akun Adi Syamartais dan Ludan Sudirman.

Benarkah klaim narasi di atas?

Penelusuran Kompas.com

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispen AL) Laksamana Pertama Julius Widjojono menegaskan, narasi tersebut salah besar.

"Salah besar. Di Peta Hidros (peta laut yang dikeluarkan oleh Pushidrosal) sudah tergambar dengan jelas daerah latihan kapal selam," kata Julius saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (29/4/2021).

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com