KOMPAS.com - Pandemi virus corona yang melanda dunia belum berakhir, dengan angka kasus harian yang terus dilaporkan dari berbagai negara di dunia.
Melansir Worldometers, Kamis (29/4/2021) pukul 06.00 WIB, virus corona penyebab Covid-19 ini telah menginfeksi 150.189.733 orang secara global.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 127.725.589 orang telah dinyatakan sembuh dan 3.162.707 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Baca juga: Latihan Penciuman untuk yang Alami Anosmia karena Covid-19, Bagaimana Caranya?
Berikut lima negara dengan kasus infeksi terbanyak:
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Rincian kasusnya:
2. India
Kasus infeksi baru di India terus merangkak naik, membuat negara ini berada di posisi kedua negara dengan kasus terkonfirmasi Covid-19 terbanyak di dunia.
Bahkan, negara ini tengah menghadapi lonjakan kasus yang sangat tinggi hingga membuat layanan kesehatan kewalahan.
Berikut rincian kasus Covid-19 di India:
3. Brazil
Brazil berada di posisi ketiga negara dengan kasus infeksi Covid-19 terbanyak di seluruh dunia.
Berdasarkan data yang dilaporkan, ini rincian kasus Covid-19 di Brazil:
4. Perancis
Perancis menjadi negara keempat dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Rincian kasus Covid-10 di Rusia:
5. Rusia
Rusia berada di posisi kelima negara dengan kasus infeksi terbanyak. Data terakhir, berikut rincian kasus Covid-19 di Rusia:
Baca juga: Masuk Kelompok Rentan, Penyandang Disabilitas Berhak Divaksin Covid-19
Pandemi Covid-19 semakin cepat sehingga akses yang adil terhadap distribusi vaksin dan tindakan pencegahan yang efektif sangat penting untuk membantu membalikkan keadaan.
Selama seminggu terakhir, lebih dari 1,4 juta orang terinfeksi Covid-19 di Amerika dan lebih dari 36.000 orang meninggal dunia akibat komplikasi penyakit corona.
Artinya, satu dari empat kematian akibat virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia pada pekan lalu terjadi di Amerika.
“Wilayah kami masih di bawah cengkeraman pandemi. Beberapa negara di Amerika Selatan, pandemi dalam empat bulan pertama tahun ini lebih buruk daripada yang dihadapi pada tahun 2020,” ujar Kepala Organisasi Kesehatan Pan American (PAHO) seperti dikutip dari CNA, Kamis (29/4/2021).
“Ini menunjukkan bahwa kita hanya akan mengatasi pandemi ini dengan kombinasi akses vaksin yang cepat dan merata, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif. Pandemi ini tidak hanya belum berakhir, tapi juga semakin cepat,” lanjut dia.
Baca juga: Joe Biden Larang WNA dari 30 Negara Masuk Amerika Serikat, Ini Daftarnya
CDC menyebutkan, sebanyak 142.692.987 orang telah menerima setidaknya satu dosis, sedangkan 98.044.421 orang sudah mendapatkan vaksinasi penuh.
Melansir CNA, perhitungan CDC ini mencakup dua dosis vaksin dari Moderna dan Pfizer/BioNTech, serta vaksin sekali suntik Johnson & Johnson.
Adapun sebanyak 7.792.814 dosis vaksin telah diberikan di fasilitas perawatan jangka panjang.
Turki telah menandatangani kesepakatan untuk 50 juta dosis vaksin Sputnik V Covid-19 Rusia yang akan mulai tiba bulan depan.
Sejauh ini, Turki telah menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh China Sinovac Biotech Ltd dan Pfizer serta BioNTech.
Telah dilakukan inokulasi kepada 22 juta orang, dengan 13,55 juta orang sudah menerima dosis pertama.
Pada Senin lalu, Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) menyebutkan, sebuah perusahaan farmasi Turki juga akan memproduksi vaksin SputnikV di pabriknya.
Mulai Juni mendatang, Turki memutuskan untuk memberikan dua dosis vaksin BioNTech dengan interval enam hingga delapan minggu.
Diwartakan CNA, lima orang di Turki telah didiagnosis terpapar varian Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di India.
Seluruhnya saat ini tengah menjalani isolasi dan terus dipantau.
Baca juga: Terpapar Corona Setelah Terima Vaksin Pertama, Bagaimana Dosis Kedua?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.