Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Dugaan Babi Ngepet di Depok, Berikut Asal Mula Mitosnya

Kompas.com - 29/04/2021, 08:29 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dia melakukan pendekatan partisipatoris dalam melakukan penelitian itu di sejumlah wilayah di Jawa, terutama Jawa Timur. 

"Fokus penelitiannya tidak khusus tentang pesugihan. Apa yang disampaikannya dalam bukunya merupakan hasil peneltiannya bersama sejumlah muridnya di daerah Jawa Timur," ujar Sunu.

Dalam makalah "Cerita-Cerita Pesugihan di Jawa" yang ditulis oleh Mashuri, dijelaskan bahwa cerita pesugihan di beberapa tempat selalu dikaitkan dengan hewan luar biasa, karena dalam ngelmu pesugihan selalu mengadopsi kekuatan hewan.

Geertz (1983) mencatat ada babi hutan atau babi ngepet, ama menthek, dan kebleg.

Sementara itu antropolog lainnya John Pemberton (2003) mencatat ada dua jenis hewan yang juga jadi mitos pesugihan di Jawa yaitu bulus di pesugihan Bulus Jimbung Klaten, dan harimau jadi-jadian di Setra Kombor Wonogiri.

Menurut Geertz, dia menggolongkan pesugihan sebagai semacam sihir, tenung, atau santet.

Baca juga: Polisi Bantah Babi yang Ditemukan Warga di Depok Ukurannya Menyusut Seiring Waktu

Penelitian mitos babi ngepet

Soal pesugihan babi jadi-jadian atau babi ngepet ini, Cliford Geertz adalah salah seorang yang mencatat keberadaan mitosnya dari hasil penelitian pada dekade 1950.

Geertz tinggal di sebuah desa di Kediri, Jawa Timur pada 1952. Lalu, ia meneliti masyarakat Bali pada 1957 hingga 1958.

Hasil penelitian itu dituliskan dalam buku History of Java atau Abangan, Santri, dan Priyayi.

Geertz mencatat, pesugihan babi hutan itu terkenal sebagai babi ngepet, ama menthek, dan kebleg.

Budaya Jawa dan Nusantara sendiri mengenal babi sebagai sumber protein hewani.

Melansir Historia, masyarakat Jawa di zaman Majapahit, orang Dayak Ngaju, hingga orang Makassar abad ke-16 biasa makan babi.

Baca juga: Berusaha Perkosa Keponakan, Alat Kelamin Pria Ini Dipotong dan Diberikan ke Babi

Celeng dan celengan

Suku Jawa sendiri mengenal istilah celengan yang terkait dengan babi hutan atau celeng dalam bahasa Jawa.

“Kita masih belum tahu apakah kata-kata tersebut (celengan, red) ada hubungan dengan kata celeng yang berarti babi hutan,” tulis arkeolog Supratikno Rahardjo dalam "Monumen: Karya Persembahan untuk Prof. Dr. R. Soekmono".

Supratikno menyebut tak menutup kemungkinan ada hubungan antara celengan dengan mitos babi ngepet atau celeng daden (babi jadi-jadian).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com