Soekarno bersedia memprakarsai pendirian Pusat Kesenian Indonesia untuk menyatukan para seniman.
Pusat Kesenian Indonesia berdiri pada 6 Oktober 1942 dengan Ketua Sanusi Pane. Bertujuan untuk menyesuaikan dan memperbaiki kesenian daerah menuju kesenian Indonesia Baru.
Adanya pusat kesenian itu membuat pemerintah Jepang mempersiapkan Pusat Kebudayaan, yang pada hakekatnya sebagai bujukan halus agar Pusat Kesenian luluh dalam Pusat Kebudayaan sehingga semua kegiatan kesenian ada di bawah Jepang, khususnya Shindenbu.
Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidoso) berdiri pada 1 April 1943 tetapi baru diresmikan pada 29 April 1943 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Tennoo Heika.
Tujuan lembaga ini agar para seniman bekerja untuk kepentingan Jepang. Awalnya para seniman menerima maksud Jepang secara antusias.
Baca juga: UPDATE Corona 28 April: 10 Negara Kasus Tertinggi | WHO Ungkap Sebab Tsunami Covid-19 di India
Tetapi sejak awal Chairil Anwar curiga dengan maksud Jepang.
Ia bersama Amal Hamzah dan beberapa kawan menyindir seniman-seniman yang mau membantu Jepang.
Chairil Anwar punya pandangan tersendiri tentang seni dan menghendaki pembaharuan atas Angkatan Pujangga Baru yang dianggap tidak lagi sesuai dengan situasi zamannya.
Ia meninggalkan ukuran dan ikatan lama, untuk mengembangkan corak dan iklim baru.
Chairil menghendaki perubahan bagi generasinya yaitu generasi sesudah perang, dengan meninggalkan kaidah yang sudah ada yang cenderung mendayu-dayu.
Sehingga sajak-sajak Chairil Anwar memberi nafas baru bagi kesusasteraan Indonesia. Pada saat itu, bangsa Indonesia sedang di bawah kekuasaan Jepang yang tidak memberikan kebebasan berpikir dalam seni dan budaya.
Tetapi justru saat itulah Chairil Anwar membuat suatu revolusi dalam kesusateraan Indonesia.
Ia membawa aliran baru yang disebut ekspresionisme, suatu aliran seni yang menghendaki kedekatan pada sumber asal pikiran dan keinsyafan.
Baca juga: [HOAKS] BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Modal Usaha Rp 200 Juta
HB Jassin menyebut angkatan Chairil Anwar sebagai Angkatan 45 bersama para tokoh lain yaitu Asrul Sani, Rivai Apin, Idrus, dan lain-lain.