Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gambaran Kengerian "Tsunami" Covid-19 yang Hantam India

Kompas.com - 26/04/2021, 17:30 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19.

Peningkatan kasus corona di India, lima hari hingga Senin (26/4/2021), mencetak rekor tertinggi dunia.

Dikutip dari CNA, terdapat 352.991 kasus baru dalam satu hari terakhir, sehingga kasus total di India telah melampaui 17 juta.

Angka kematian akibat Covid-19 juga melonjak 2.812 kasus menjadi total 195.123 kasus.

Baca juga: Kondisi Covid-19 India Kian Memburuk: Rumah Sakit Penuh, Oksigen Langka

Kondisi di India memburuk

Foto pada 23 April 2021 menunjukkan tim medis membawa pasien setelah kebakaran di Rumah Sakit Covid-19 Vijay Vallabh di Virar, dekat Mumbai, India. Saat ini, India berjibaku melawan gelombang kedua virus corona yang begitu cepat penularannya.AP PHOTO/Rajanish Kakade Foto pada 23 April 2021 menunjukkan tim medis membawa pasien setelah kebakaran di Rumah Sakit Covid-19 Vijay Vallabh di Virar, dekat Mumbai, India. Saat ini, India berjibaku melawan gelombang kedua virus corona yang begitu cepat penularannya.
Rumah sakit dan para tenaga medis kewalahan menerima dan merawat pasien.

Mereka bahkan mengeluarkan pemberitahuan khusus tak dapat menangani pasien yang terburu-buru.

Pasokan oksigen habis. Orang-orang mendirikan tandu dan tabung oksigen di luar rumah sakit, meminta perawatan ke pihak berwenang.

Melansir BBC, (26/4/2021), rumah sakit yang penuh baik di Delhi, maupun kota lain seperti Noida, Lucknow, Allahabad, dan Indore.

Tidak ada tempat tidur pasien yang tersisa dan banyak pasien yang harus berbagi kasur dengan pasien yang lain. Ada yang tidur dengan kepala bersebelahan.

Ada yang tidur saling berbalik, dengan posisi kepala di atas, satu lagi di posisi bawah.

Banyak penderita Covid-19 tidak mendapatkan ruangan di rumah sakit, hingga banyak dari mereka meninggal di area parkir.

Mereka meninggal di saat menunggu kamar kosong yang mereka harapkan bisa ditempati.

Baca juga: Situasi India Saat Ini: Orang-orang Sekarat, Kondisi Tak Terkendali...

Kremasi massal

Beberapa tumpukan kayu pemakaman pasien yang meninggal karena penyakit COVID-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium kremasi massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021).AP Beberapa tumpukan kayu pemakaman pasien yang meninggal karena penyakit COVID-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium kremasi massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021).

Di beberapa kota dengan dampak terparah termasuk ibu kota, mayat dibakar di fasilitas darurat yang menawarkan layanan massal.

Saluran televisi di India, NDTV, menyiarkan gambar tiga petugas kesehatan di negara bagian Bihar timur sedang menarik tubuh di sepanjang jalan dalam perjalanan kremasi.

"Jika Anda belum pernah ke kremasi, bau kematian tidak akan meninggalkan Anda," kata Vipin Narang, profesor ilmu politik di MIT, Amerika Serikat dalam unggahan Twitternya.

"Hati saya hancur untuk semua teman dan keluarga saya di Delhi dan India yang mengalami neraka ini," tambah dia.

Antrean panjang di tempat-tempat kremasi.

Bahkan logam alat kremasi meleleh karena terus digunakan untuk membakar jasad masyarakat yang terus berdatangan akibat Covid-19.

Pemerintah pun memutuskan kremasi masal menggunakan kayu bakar di tempat-tempat lapang, seperti area parkir.

Baca juga: Berkaca dari India, Apa yang Perlu Diwaspadai agar Tak Terjadi Tsunami Covid-19?

Bantuan

Orang-orang menunggu untuk menerima vaksin COVID-19 di luar pusat vaksinasi Di Mumbai, India, Sabtu, 24 April 2021. Rajanish Kakade Orang-orang menunggu untuk menerima vaksin COVID-19 di luar pusat vaksinasi Di Mumbai, India, Sabtu, 24 April 2021.

Beberapa negara seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jerman telah mengirimkan vaksin dan peralatan medis.

Bantuan pasokan oksigen juga disalurkan untuk membantu India mengatasi krisis yang terjadi.

Komisi Eropa juga akan mengirimkan oksigen dan obat-obatan ke India, setelah menerima permintaan dari Delhi.

Singapura

Perusahaan investasi negara Singapura Temasek turut memberikan bantuan peralatan medis, termasuk pasokan oksigen yang saat ini sangat dibutuhkan oleh India.

Dituliskan CNA, sebanyak empat tabung oksigen kriogenik mendarat di negara bagian Benggala Barat di India pada Sabtu (24/4/2021) malam.

Tangki oksigen diangkut dari Bandara Changi Singapura dengan Pesawat C-17 Angkatan Udara India, dan tiba di pangkalan udara Panagarh di Benggala Barat.

Menurut perusahaan, akan ada lebih banyak pasokan medis, termasuk konsentrator oksigen dan mesin ventilator dikirimkan untuk membantu orang-orang India.

Sebagai informasi, konsentrator oksigen merupakan alat yang memusatkan oksigen dari udara sekitar dengan menghilangkan nitrogen.

Jerman

Sementara itu, Jerman akan mengirimkan oksigen dan bantuan medis ke India dalam beberapa hari mendatang.

Diwartakan Reuters, Jerman telah meminta militer untuk menyediakan fasilitas produksi oksigen, dan dukungan mengangkut barang darurat dan bantuan lainnya ke India.

Jerman telah mengklasifikasikan India sebagai daerah dengan infeksi virus corona tinggi, juga menempatkan negara ini dalam daftar peringatan varian virus corona.

Mulai 26 April 2021 dan seterusnya, warga Jerman yang tiba dari India hanya akan diizinkan masuk negara ini dengan hasil tes negatif dan karantina selama 14 hari.

Sedangkan untuk wisatawan asing yang datang dari India tidak lagi diizinkan memasuki Jerman.

Sebagai tambahan informasi, melansir Worldometers pada Senin (26/4/2021) pukul 13.45 WIB, virus corona telah menginfeksi 17.313.163 orang di India.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 14.304.382 orang telah dinyatakan pulih dan Covid-19 telah menewaskan 195.123 orang di negara ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com